Skip to main content

Nordianto, Pahlawan Generasi Muda Melawan Pernikahan Dini lewat GenRengers Educamp

Dalam epik kepahlawanan Nordianto, panggilan takdirnya terbentuk. Terinspirasi oleh khayalan heroik masa kecil, dia kemudian menciptakan GenRengers Educamp pada tahun 2016—suatu peristiwa yang menyalakan nyala kepahlawanan. Educamp yang ia dirikan, sebagai bentuk pendidikan alternatif luar biasa dalam bentuk perkemahan rutin, lahir dari tekad Nordianto untuk membentuk sukarelawan yang peduli pada isu-isu kesehatan seksual, khususnya pernikahan usia dini dan pergaulan remaja. Yang dilakukan Nordianto adalah bentuk semangat untuk masa depan Indonesia.


GenRengers Educamp


GenRengers Educamp: Menjadi Nafas Baru dalam Pendidikan Alternatif

GenRengers Educamp adalah program pendidikan alternatif yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan rutin selama 3 hari 2 malam. Penting sekali remaja mengikuti program ini untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya nikah muda, edukasi seks, dan memberi mereka keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat agar tumbuh dewasa di masa depan tanpa penyesalan.


GenRengers Educamp


Sejak awal, Educamp ini merangkul 14 kabupaten/kota tahun 2016. Tahun berikutnya, program ini melibatkan 10 kabupaten/kota dan lima provinsi di luar Kalimantan Barat. Dengan tim inti beranggotakan sekitar 20 sukarelawan, Nordianto merancang dan menyelenggarakan kegiatan educamp setiap dua pekan di wilayah-wilayah rentan di Kalimantan Barat. Harapannya sederhana namun mendalam: setiap educamp menjadi momen kelahiran pahlawan baru yang akan menekan tingginya angka pernikahan dini di daerah asal mereka dengan edukasi seks yang sesuai usia, juga meningkatkan keterampilan serta membuka mata mengenai edukasi seks.


Baca juga: Kisah inspiratif Fachresa yang membuka jasa fotografi di Malang


GenRengers Educamp biasanya berjalan selama 3 hari 2 malam. Dalam program ini, remaja diajarkan tentang:

  • Kesehatan alat reproduksi. Pentingnya mengenyam pendidikan bagi setiap orang terutama edukasi seks
  • Perencanaan keuangan agar saat dewasa bisa lebih bijak mengolah keuangan
  • Kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan nilai dan keterampilan diri. Peserta akan belajar keterampilan praktis, seperti memasak, menjahit, dan berkebun.
  • Pentingnya bertemu dengan orang baru, menjalin mitra, sekaligus bersenang-senang dan bersantai.


Baca juga: Dody Senjaya: Resign dari kantor sukses jadi travel influencer


Pernikahan usia dini memang bukanlah cerita baru di tanah air. Minimnya edukasi seks juga jadi salah satu penyebabnya. Kisah yang selalu berulang terjadi di banyak tempat, yaitu siswi SMA yang terjebak cinta monyet dan hamil, menciptakan bayangan kelam di benak Nordianto. Kisah serupa terulang pada temannya di SMP, yang memilih berhenti sekolah demi menikah. Fenomena ini meluas, bukan hanya di lingkungan Nordianto tetapi juga di seluruh wilayah, sebagaimana yang pernah diceritakan olehnya.


Dampak Nyata: Statistik Menunjukkan Penurunan Pernikahan Usia Dini di Kalimantan Barat

Data UNICEF pada akhir 2022 menggambarkan Indonesia sebagai peringkat ke-8 di dunia dan ke-2 di ASEAN dengan hampir 1,5 juta kasus pernikahan dini di Indonesia. Faktor-faktor seperti naiknya angka putus sekolah, penurunan ekonomi keluarga, ketaatan terhadap agama, dan pengaruh teman sebaya semakin memperparah prevalensi pernikahan dini di Indonesia, terutama pada perempuan di bawah usia 16 tahun yang menjadi kelompok paling terdampak.


GenRengers Educamp
Keberhasilan GenRengers Educamp ternyata tidak hanya di satu wilayah, tapi sudah meluas ke banyak titik di tanah air 


Dalam kegelisahan, Nordianto melihat takdir keluarganya dan teman-temannya yang terjebak dalam pernikahan dini. Kalimantan Barat, dipanggil Mas Anto, menyandang predikat tinggi dalam angka pernikahan anak. Faktor seperti ketidakpahaman orang tua terhadap pernikahan anak, ketidaktahuan mengenai pentingnya sekolah, dan tuntutan ekonomi memunculkan pertanyaan dalam benak Nordianto. Hatinya berontak melihat teman-temannya yang seharusnya belajar, bukan menikah. Pertanyaan-pertanyaan menghantui Nordianto, terinspirasi oleh pengalaman ibunya yang menikah muda dan sering sakit setelah melahirkan.


Kegiatan yang dilakukan Nordianto ternyata berhasil menekan angka pernikahan usia dini di Kalimantan Barat. Survei Sosial Ekonomi Nasional pada tahun 2017 mencatat penurunan perempuan menikah di bawah 18 tahun dari 104/1.000 menjadi 39/1.000.


Program ini tak hanya menciptakan statistik. Setiap tahun, 400 remaja mendapatkan pendidikan dan inspirasi dari GenRengers Educamp, siap menjadi duta di 14 kabupaten dan kota. Bahkan, 30 remaja setiap Kabupaten dan Kota yang terlibat berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi atau memasuki dunia kerja. Mereka menjadi role model, menunjukkan bahwa masa depan tak harus tertutup oleh pernikahan usia dini.


Keberhasilan Educamp ini semakin jelas terlihat. Hingga 2019, program ini merambah ke 5 provinsi lain dan 24 kabupaten/kota. Penghargaan seperti beasiswa Euroweek Youth Leader 2019 di Polandia dan peran sebagai delegasi Asia-Pasifik di Indigenous People Youth Conference di Rio De Janeiro, Brasil, menegaskan dedikasi Nordianto.


GenRengers Educamp


Melalui penghargaan Satu Indonesia Awards pada 2018, Nordianto juga merasakan kepuasan atas perjalanan Educamp ini. Dalam cerita heroik ini, dia tak hanya menjadi pahlawan bagi Kalimantan Barat tetapi juga mewakili harapan generasi penerus bangsa. Dengan dukungan United Nations Population Funds Indonesia, Nordianto berharap upayanya dapat mengurangi pernikahan dini di Indonesia dan memberikan harapan besar.


Nordianto telah menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam menekan pernikahan dini di Indonesia. Dia menunjukkan bahwa setiap orang dapat menjadi pahlawan bagi generasi muda. Jika Nordianto sudah melakukan perbuatan mulia, sejauh itu, kini giliran kamu untuk masa depan Indonesia lebih baik.

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel