Di tanah air yang kita cintai, ada melodi yang terus mengecam, mengotori kehidupan kita, sebuah permasalahan yang seakan tak ingin berakhir: penumpukan sampah, sebuah drama abadi. Alam bisa memeluk sampah organik dalam dekapannya, mengurainya menjadi humus yang penuh dengan gizi-gizi berharga bagi akar-akar.
Namun saat jumlahnya meluap dan bergabung dengan saudara anorganiknya di tempat pembuangan akhir, cerita berubah. Saat-saat itu menjadi penting, menggema di tempat-tempat terpinggirkan, menciptakan narasi yang memilukan, terutama bagi mereka yang meresapi hidup dekat dengan tempat terakhir bagi segala sisa.
Penyakit-penyakit seperti berak yang tak kunjung henti, tipes, infeksi kulit yang bisa meluas menjadi kutukan tak berkesudahan, keracunan makanan bagai kisah keracunan sianida dalam kopi yang bisa menyebabkan drama bertahun-tahun, tetanus yang menakutkan parasit dari cacing-cacing yang menggeliat dan tanpa sadar bertelur di dalam tubuh kita. Tentu itu sangat menyedihkan jika kita alami langsung.
Budidaya Maggot: Transformasi Sampah Menjadi Pupuk Organik
Kredit: Aliansi Zero Wate Indonesia |
Dalam simfoni tumpukan sampah yang terus berdentum, Desa Banjaranyar di Kabupaten Banyumas terbangun menjadi pemeran utama. Di sudut-sudut desa yang dulu tenang, merayap aroma yang tak menyenangkan dan menyusup ke aktivitas warga. Namun, dalam terik keputusasaan itu, muncul seorang pemuda berjiwa besar, Arky Gilang Wahab. Desa tempat ia tumbuh, kini tenggelam dalam krisis sampah. Kepedulian Arky terhadap lingkungan membuka babak baru bagi Banjaranyar.
Terjalinlah kisah inspiratif dari pemuda ini, manusia lulusan ITB dengan gelar Sarjana Teknik jurusan Geodesi. Melihat peluang besar dalam penjualan pupuk kompos di Banyumas, Arky memulai perjalanannya mencari solusi. Meski cara awalnya, pengolahan sampah dengan metode komposting, terkendala oleh ruang dan waktu. Sampah organik yang melimpah membutuhkan lahan yang lapang dan waktu 1 hingga 3 bulan untuk terurai dengan sempurna, untuk menjadi pupuk kompos. Untuk mengolah sampah menjadi pupuk kompos juga membutuhkan tenaga yang lebih banyak. Pupuk ini ada pupuk organik yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyuburkan tanah.
Dalam perburuannya, Arky menemukan jawaban melalui budidaya maggot, larva Black Soldier Fly. Desa Banjaranyar ternyata menjadi ladang subur bagi warga yang telah lebih dulu menjalani profesi sebagai tukang budidaya maggot. Arky meresapi kehidupan maggot, memahami seluk-beluk budidaya, dan menemukan solusi bagi desanya. Dengan bantuan maggot larva Black Soldier Fly, sampah dapat terurai lebih cepat menjadi pupuk kompos tanpa memerlukan lahan luas.
Maggot, atau larva lalat Black Soldier Fly, memiliki keistimewaan dengan adanya antibiotik alami dalam tubuhnya, menjadikannya ramah lingkungan dan aman. Dengan rakus, larva maggot memakan sampah organik, mengurai dalam waktu 1 hari. Arky mengumpulkan sampah organik dari masyarakat dan instansi yang berada di kawasan tersebut, mengolahnya menjadi bubur sampah sebagai pakan maggot. Hasilnya, maggot Black Soldier Fly dapat dijual kepada petani ikan, sementara sisanya dikeringkan untuk dijadikan pakan ternak.
Arky Gilang Wahab: Mengukir Inspirasi Lingkungan di Balik Gelar Prestisius
Sebuah siklus yang menjadikan sampah barang yang sering kita kira tidak berguna sehingga kita buang diubah menjadi segenggam emas yang bahkan bisa membeli harkat dan derajat manusia. Siklus Yang memang seharusnya terjadi di alam secara alami sejak dahulu kala.
Keberhasilan Arky dalam budidaya maggot memungkinkannya untuk memproses sekitar lima ton sampah setiap harinya menjadi pupuk kompos yang tak lain adalah pupuk organik. Seiring berjalannya waktu, program konversi limbah organik ini tidak hanya mengatasi masalah sampah, lingkungan bersih, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat. Maggot, dengan berbagai kegunaannya, turut membantu mengurangi biaya pakan ternak dan pupuk organik. Desa Banjaranyar pun melihat dampak positifnya pada ekonomi dan lingkungan.
Kini masalah sampah di Kabupaten Banyumas tidak hanya teratasi, tetapi juga menciptakan ketahanan pangan dan membuka peluang ekonomi baru. Penghargaan "Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU)" Indonesia Awards pada tahun 2021 menjadi bukti apresiasi untuk Arky Gilang Wahab. Sebuah penghargaan yang tak hanya mengangkat namanya tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Melalui kisah gemilang Arky Gilang Wahab, kita disadarkan akan kekuatan individu dalam menciptakan dampak positif yang luar biasa bagi lingkungan dan masyarakat. Bangga kita, sebagai bagian dari Indonesia, memiliki pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa seperti Arky, yang tidak hanya mampu menginspirasi diri mereka sendiri dan masyarakat sekitar, tetapi juga menorehkan jejak semangat bagi seluruh bangsa. Kontribusi berharga ini menjadi sumber kebanggaan, karena kita bukan hanya menikmatinya sendiri, melainkan memberikan manfaat secara luas kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu, mari bersama-sama meresapi semangat perubahan dan menjadi inspirasi, menyemangati masyarakat dan banyak orang, agar Indonesia terus berkembang menjadi lebih baik. Ayo, bergerak bersama menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan untuk Indonesia yang kita cintai.
Comments