Skip to main content

Bank BRI Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Ultra Mikro dan UMKM

Aku mengakui bahwa membangun bisnis tidaklah mudah. Pengalaman menjalankan beberapa usaha, khususnya dalam jasa menulis, mengajarkan aku tentang tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. 


Pahlawan UMKM


lamina tea: Perjalanan Menjalankan Bisnis Teh Herbal

Melalui perjalanan ini, aku berbagi kisah mengenai upaya dalam membangun bisnis "lamina tea," yang menawarkan berbagai produk teh herbal seperti daun kelor, daun murbei, daun belimbing wuluh, bunga zinnia, bunga telang, kayu secang, dan serai. Aku saat ini tinggal di kampung halaman, Situbondo, Jawa Timur, di mana ada banyak sumber daya alam yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dan punya nilai ekonomis.


Meskipun aku menyadari bahwa perjalanan ini tidaklah mudah, tekadku untuk menjalankan usaha ini telah membuahkan hasil. Dalam melangkah, aku menemui kesulitan bekerja tanpa bantuan, terkendala oleh modal yang minim, kurangnya target, serta keterbatasan pengetahuan dalam pemasaran produk. Meski masih banyak yang harus dipelajari, aku percaya bahwa keberlanjutan usaha ini memerlukan kreativitas dan kemauan untuk terus belajar.


Kesulitan pertama yang aku rasakan adalah menjalani usaha ini sendirian, tanpa dukungan asisten. Hal ini terjadi karena terbatasnya modal, kurangnya target yang jelas, dan minimnya pemahaman mengenai pemasaran produk. Namun, meski sulit, aku memutuskan untuk melanjutkan usaha ini karena cintaku pada produk-produk ini, dan aku tidak terlalu terbebani oleh hasil penjualan yang belum optimal.


Pahlawan UMKM
Produksi teh herbal lamina tea sampai ke pemasaran dilakukan sendiri. Belum lagi modal yang terbatas membuat bisnisku berjalan lambat


Mengatasi tantangan dalam menjalankan bisnis, aku menyadari bahwa dukungan dari keluarga dan teman terdekat sangatlah penting. Meskipun tidak selalu dalam bentuk materi atau tenaga, dukungan moral dari mereka menjadi pendorongku untuk tetap bersemangat. Bagi pemula seperti aku, memulai bisnis memerlukan lebih dari sekadar dukungan moral. Alternatif seperti memiliki tabungan pribadi, menjual barang tak terpakai, atau bahkan mengikuti kompetisi bisnis bisa menjadi langkah-langkah yang membantu mendukung modal dan pengembangan bisnis.


Terkadang, dukungan finansial dari keluarga tidak mencukupi, dan dalam situasi seperti ini, mencari alternatif lain seperti memiliki tabungan sendiri, menjual barang tak terpakai, atau bahkan berpartisipasi dalam kompetisi bisnis dapat menjadi langkah yang membantu mengembangkan bisnis.


Dengan semangat pantang menyerah dan dukungan dari orang terdekat, aku yakin bahwa bisnis ini akan terus berkembang. Menghadapi keterbatasan dan kesulitan adalah bagian dari perjalanan, dan aku berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang dalam menjalankan bisnis ini.


Pemberdayaan UMKM: Transformasi Nyata di Situbondo dan Indonesia

Pahlawan UMKM


Pemberdayaan ultra mikro dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia membawa dampak positif yang tak terbantahkan. Keberhasilannya tergambar melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat, di mana 97% dari mereka terlibat dalam kegiatan ini, memberikan kontribusi besar dalam menanggulangi tingkat kemiskinan. UMKM bukan hanya pencipta lapangan kerja baru, tetapi juga menjadi tulang punggung, menyumbang 99% dari total lapangan kerja yang dihasilkan di Indonesia.


Baca juga: Rujak buah legendaris di Situbondo 


Peran vital UMKM tidak hanya terasa secara nasional, tetapi juga memberi sentuhan lokal, seperti yang dialami di Situbondo, Jawa Timur. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Situbondo menunjukkan bahwa ada 150.000 UMKM di wilayah tersebut, dengan kontribusi luar biasa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) setempat, mencapai 45%.


Bukan hanya aku, yang merintis usaha "Lamina Tea," banyak pelaku UMKM di Situbondo dan Indonesia yang merasakan dampak positif. Sokongan dari berbagai pihak, termasuk Bank BRI, menjadi kekuatan penggerak dalam pengembangan bisnis UMKM di Situbondo dan seluruh Indonesia. Bank BRI memberikan dukungan komprehensif, mulai dari pemberian pinjaman modal hingga pelatihan, serta bantuan pemasaran melalui pameran produk unggulan lokal.


Menangkap Perubahan dengan BRI: Cermin Sukses UMKM di Indonesia

Pahlawan UMKM


Melalui beragam inisiatif, Bank BRI telah menjadi mitra utama bagi UMKM dalam menghadapi tantangan. Keberhasilan pemberdayaan di Situbondo mencerminkan kolaborasi yang efektif antara pelaku UMKM dan Bank BRI.


Baca juga: Tajin Palappa, makanan khas Situbondo yang menggoda 


Dengan terus menggali potensi UMKM dan mendukungnya melalui berbagai program, Bank BRI dan pelaku UMKM seperti aku bersama-sama menciptakan perubahan nyata. Melalui perpaduan kekuatan lokal dan dukungan perbankan, pemberdayaan UMKM tidak hanya menjadi kenyataan di Situbondo, tetapi juga menjadi cermin bagi kesuksesan UMKM di seluruh Indonesia. Mari bersama-sama menjadikan UMKM sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.


Pahlawan UMKM


Bank BRI, sang raksasa perbankan dengan 121 juta nasabahnya, memainkan peran sentral dalam melodi pemberdayaan ultra mikro dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hingga bulan September 2023, BRI telah menyumbangkan kekuatan finansial sebesar Rp1.038,90 triliun untuk sektor ini, membentuk harmoni sebesar 83,06% dari total kredit perusahaan. Program pemberdayaan ini melibatkan notasi pembiayaan, pelatihan sebagai kunci utama, pendampingan yang lembut, dan akhirnya bantuan pemasaran yang membawa melodi kejayaan.


Pahlawan UMKM


Dari ujung ke ujung negeri, Bank BRI berhasil menggerakkan simfoni kesejahteraan masyarakat. UMKM, sebagai pemain utama, menarik 97% dari panggung tenaga kerja, menghadirkan solusi bagi berkurangnya garis kemiskinan, dan mengiringi lahirnya adegan lapangan kerja baru. Di Situbondo, Bank BRI membuka partitur kredit senilai Rp2,8 triliun dan mengatur 35 unit alat musik kerja. Program pemberdayaan di sini menggabungkan elemen pembiayaan sebagai melodi utama, pelatihan sebagai harmoni pendukung, dan bantuan pemasaran sebagai ritme yang positif, menciptakan notasi peningkatan kesejahteraan, komposisi lapangan kerja, dan kontribusi abadi untuk pertumbuhan ekonomi setempat.


Tantangan dan Kesulitan Pelaku UMKM

Namun, seperti notasi indah yang disajikan, lagu pemberdayaan tidak luput dari beban isu-isu yang harus dihadapi oleh para pelaku ultra mikro dan UMKM. Hasil survei Kementerian Koperasi dan UKM 2023 memperlihatkan bahwa notasi sulit akses pembiayaan, syarat yang ketat, dan ritme bunga yang tinggi menyulitkan langkah mereka. Kurangnya keterampilan dan pengetahuan untuk memelopori bisnis menjadi improvisasi yang perlu disuarakan, sementara harmoni pemasaran produk terasa keras dipahami.


Pahlawan UMKM


Di antara hembusan angin di Situbondo, notasi terdengar semakin rumit. Isu-isu infrastruktur yang terjalin dengan alunan jalan yang buruk membuat melodi bisnis terputus. Hambatan akses teknologi memperdengarkan nada kesulitan, terutama bagi mereka yang terputus dari gemerincing internet dan gemuruh komputer. Tidak ketinggalan, melodi bisnis terdengar agak semrawut dengan ketidakstabilan pasokan bahan baku yang menghentak melodi keberlanjutan dengan harga yang seimbang.


Bank BRI: Mewujudkan Impian UMKM, Menyentuh Nusantara

Pahlawan UMKM


Dalam alunan gemuruh perekonomian, Bank BRI berdiri sebagai pemimpin, mengukir cerita keberdayaan bagi ultra mikro dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Setiap langkahnya membawa harmoni positif bagi perekonomian Indonesia dan khususnya Kabupaten Situbondo.


Bank BRI, sebagai pelaku utama dalam memutar roda keberdayaan, berhasil mengekspresikan kemakmuran masyarakat Indonesia:

  • Menambah Tenaga Kerja: Ultra mikro dan UMKM, sebagai solois yang merdu, mengisi panggung tenaga kerja nasional dengan kontribusi luar biasa, mencapai 97%. Mereka adalah penyumbang utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan tingkat kemiskinan.
  • Menciptakan Lapangan Kerja: Dengan melodi inovasi, UMKM menciptakan 99% dari seluruh lapangan kerja baru di Indonesia, menghadirkan peluang dan meredakan sorotan pengangguran.
  • Overtur Pertumbuhan Ekonomi: Sebagai konduktor pertumbuhan, peran vital ultra mikro dan UMKM tidak hanya terasa di lapangan kerja, tetapi juga dalam membentuk harmoni konsumsi, mendorong ekspor, dan menciptakan inovasi yang mengguncang dunia bisnis, membawa simfoni pertumbuhan ekonomi nasional menuju puncak.


Pahlawan UMKM


Di panggung lokal, Kabupaten Situbondo menjadi saksi bisu keberhasilan Bank BRI dalam memainkan melodi keberdayaan:M

  • Meningkatkan Kesejahteraan: Ultra mikro dan UMKM di Situbondo, seperti serenade yang mengalun, mengambil peran besar dengan menyerap 80% dari total tenaga kerja di kabupaten. Dalam nyanyian ini, mereka memainkan peran utama dalam meningkatkan kesejahteraan dan meredam gelombang kemiskinan.
  • Peningkatan Lapangan Kerja: Dalam harmoni lapangan kerja baru, ultra mikro dan UMKM di Situbondo menciptakan 85% dari total peluang pekerjaan baru. Mereka, seperti musisi handal, mengatasi tingkat pengangguran dan menciptakan karya yang harmonis.
  • Pertumbuhan Ekonomi: Dengan kreativitas yang membara, ultra mikro dan UMKM di Situbondo menjadi komposer pertumbuhan ekonomi lokal. Mereka, dengan melodi konsumsi yang membahana, dorongan ekspor yang mendalam, dan inovasi yang menggelora, menyumbangkan keberlanjutan pada pertumbuhan ekonomi di tanah air mereka.


Beberap Jejak Cemerlang Bank BRI untuk UMKM

Transisi UMKM, Digitalisasi BRI di Situbondo

Pahlawan UMKM
Kredit: Stasiun Kopi Kang Dodik


Di alun-alun digital, lebih dari 8.700 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menari dalam harmoni transisi ke sistem pembayaran digital. Dalam pementasan ini, QRIS menjadi bintang utama, membawa angin segar bagi 6.700 pelaku UMKM melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI).


QRIS telah membawa manfaat besar. Bagi penjual dan pembeli di pasar tradisional dan car free day di alun-alun, menggunakan QRIS tidak hanya tentang transaksi tanpa uang kembalian, tetapi juga tentang keamanan dan kecepatan. Dengan usaha keras, Bank BRI bersama pemerintah daerah dan stakeholder terus memainkan simfoni edukasi dan sosialisasi untuk membimbing pelaku UMKM beralih ke ranah digital.


Pembiayaan yang Membentuk Mimpi: Cerita Sukses Lies Herawati

Pahlawan UMKM


Dalam catatan cemerlang Bank BRI, Lies Herawati dari Makassar memeluk mimpi dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 15 juta. Usahanya dalam kerajinan Bosara dan tudung saji bukan hanya berkembang, tetapi juga mendapatkan pesanan dari luar kota. Dengan dukungan KUR BRI, Lies melebarkan sayap bisnisnya secara mandiri, bergerak dalam dunia daring dengan omzet rata-rata Rp 2 juta per bulan. KUR BRI memberikan ruang dan waktu bagi Lies untuk mengembangkan usahanya tanpa beban modal yang terlalu besar.


Localoka: Membangun Panggung Digital untuk UMKM

Pahlawan UMKM


Bank BRI merayakan peluncuran Localoka, panggung digital yang mengagregasi produk kelompok usaha binaan dan UMKM. Melalui acara Bazaar Klaster Mantriku di Kantor Pusat BRI, Localoka memperkenalkan beragam produk, mulai dari buah, sayur, frozen food, hingga makanan ringan. Inisiatif ini membawa semangat baru untuk mengatasi keterbatasan pemasaran produk klaster di wilayah lokal, memperkuat tenaga pemasar BRI, dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk kelompok usaha binaan.


Pahlawan UMKM


Empat Program Unggulan Bank BRI

Bank BRI menjalin keberdayaan UMKM melalui empat program berikut:

Klasterkuhidupku: Mengangkat Kelas UMKM

Program ini telah memberikan inspirasi bagi 19.533 klaster perusahaan di Indonesia hingga Oktober 2023. Peningkatan pelaku usaha pada klaster berdaya dan berfokus pada sektor produksi dan pertanian membentuk melodi keseimbangan ekonomi.


Desa BRILian: Merajut Peran Masyarakat Desa

Desa BRILian menjadi pelatihan bagi aparat desa, pengurus BUMDes, dan pelaku UMKM di desa binaan BRI. Dukungan ini mencapai 2.843 masyarakat di Indonesia hingga September 2023, membangun jaringan ekonomi yang kokoh di tingkat desa.


Rumah BUMN: Tempat Berkumpulnya Inspirasi

Sebanyak 54 Rumah BUMN menjadi rumah bagi lebih dari 400 ribu UMKM, menyelesaikan lebih dari 11.000 sesi pelatihan. Rumah BUMN menjadi wahana pembelajaran bagi UMKM, memberikan ruang bagi pertumbuhan dan inovasi.


Pahlawan UMKM
Kredit: umkmindonesia.id


UMI, atau Holding Ultra Mikro: Menyatukan Daya Ultra Mikro

Program ini, baru berjalan selama dua tahun, telah mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam dan mencapai pertumbuhan 17,3% dari tahun ke tahun. Outstanding kredit dan pembiayaan mencapai Rp 614,9 triliun, menjadi bukti keberhasilan UMI Holding dalam memberdayakan ultra mikro.


Bank BRI bukan hanya menjadi pemain, tetapi juga Pahlawan UMKM dalam simfoni pemberdayaan ultra mikro dan UMKM di Indonesia. Upaya mereka membentuk notasi positif dalam perekonomian, memainkan lagu kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Sebagai penikmat setia melodi keberlanjutan, aku berharap agar Bank BRI terus berinovasi, meningkatkan kualitas layanan, dan menjalin kolaborasi yang memberikan sentuhan harmoni bagi setiap langkah keberdayaan di negeri ini. Bank BRI Untuk Indonesia. 

Comments

Siti Faridah said…
Banyak program menarik BRI untuk UMKM ya,Kak. Aku suka minum teh telang tapi aku belum pernah minum teh daun kelor. Kalau makan sayur daun kelor sih aku sering. Hehehehe.
Rahman Kamal said…
Bank BRI ternyata punya begitu banyak program inovatif dan menarik ya Mas. UMKM dan pengusaha kecil bener-bener bisa merasakan manfaat dan benefit dari program-program yang ditawarkan oleh Bank BRI. Keren!

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel