Pada suatu senja yang berseri, aku tak dapat menahan godaan untuk menjelajah ke Kota Santri, Situbondo. Kota ini, yang selalu menyuguhkan atmosfer hangat, berhasil mengembalikan senyum di wajahku—seakan-akan memanggilku untuk berkelana di antara rimbunnya kota santri yang penuh keberkahan.
Dengan mengendarai motor yang jarang kubersihkan, aku melaju dengan kecepatan sedang, 40 KM per jam sambil merasakan angin yang menerpa pipiku dengan manja. Kadang cahaya matahari dengan leluasa menyinari tubuhku terhalangi bayangan pohon-pohon yang sangat merdu di pinggiran jalan.
Terlepas dari keresahan di rumah, aku merasa perlu berpetualang dan mencicipi cemilan kita santri sebagai teman menanti jam makan malam. Ke mana langkahku akan membawaku? Sambil melajukan motor, pertanyaan "Beli apa ya?" menggelayuti pikiranku. "Beli gorengan Situbondo di mana yang enak ya?"
Cemilan Kota Santri yang Menggugah Selera
Di tengah perjalanan yang menyenangkan, mataku tertuju pada sebuah gerobak gorengan Terminal Situbondo, tepat di pojok perempatan, menjelang belokan ke Jalan Madura menuju Pasar Senggol. Ibu-ibu dan bapak-bapak dengan penuh semangat menggoreng tempe tepung menarik perhatianku.
Dalam gerobak, beragam gorengan tersusun rapi: pisang goreng, tahu goreng, pisang coklat, lukguluk dengan berbagai rasa, tempe goreng, hingga tahu isi petis. Berbeda dengan gorengan Situbondo lain, gorengan di terminal ini memiliki daya tarik tersendiri, dilapisi dengan tepung panir atau tepung roti.
Saat itulah, tanpa ragu, aku bergumam, "Wow, gorengan Terminal Situbondo ini pasti enak."
Tanpa basa-basi, ibu pemilik gerobak bertanya, "Mau apa, Mas?"
"Berapaan, Bu?" tanyaku.
"Rp1.250 satu, Mas," jawab ibu dengan ramah.
Harga gorengan Situbondo ini memang sedikit lebih mahal, tapi aku memutuskan untuk mencoba dengan membeli terlebih dahulu lima ribu. Gorengan tersebut memiliki keunikan, yang bukan hanya dibalik dibalut tepung saja tetapi di lapisi oleh tepung panir sehingga penampilannya lebih menarik.
Salah satu cemilan Kota Santri yang cukup unik di tempat ini adalah lukguluk, gorengan singkong berisi gula merah yang selalu menjadi favoritku sejak kecil. Lukguluk kalau di ibukota namanya misro. Meski terlihat sama tapi entah kenapa rasanya berbeda ya. Aku jelas lebih suka dengan lukguluk dibandingkan misro.
Lukguluk di gorengan Terminal Situbondo ini memiliki tiga rasa dengan warna hijau, putih, dan coklat/hitam. Tak hanya itu, ada juga tahu petis dengan keunikan tersendiri: bumbu petisnya sudah terkandung di dalam tahu.
Setelah membayar, aku mencoba satu lukguluk di pinggir jalan. Rasanya? Luar biasa! Mentega dan gula yang meleleh di dalamnya menciptakan kenikmatan yang sulit diungkapkan. Meskipun harganya lebih tinggi, sensasi yang diberikan gorengan ini membuatku kembali lagi dan membeli jenis lain.
Dan memang aku kembali lagi ke tempat itu karena aku berhenti tidak jauh. Kemudian membeli 5000 lagi dengan jenis gorengan yang berbeda.
Langit sudah tampak keemasan sebentar lagi gelap kita aku memutuskan untuk langsung pulang dan rasanya Tak sabar untuk mencicipi gorengan lain yang aku beli.
Setiba di rumah, aku tidak menikmati semua gorengan yang kubeli, melainkan memberikannya kepada orang tua. Namun, satu tahu petis berhasil membuatku terkesan. Harganya yang lebih tinggi ternyata sebanding dengan rasa dan presentasinya yang unik.
Menambahkan lokasi Gorengan Situbondo di Google Maps
Menggali lebih dalam, aku mencari ulasan di Google Maps. Sayangnya, belum ada. Aku menambahkan lokasi agar lebih mudah ditemukan. Semoga bisa memberikan panduan kepada mereka yang mencari cita rasa baru.
Dan tahu tidak, tulisan ini membawaku terbangun kembali akan sensasi menikmati gorengan Terminal Situbondo ini. Meskipun lokasinya agak jauh, keinginan untuk kembali menggoda. Mungkin, besok atau lusa, aku akan mencoba lagi cemilan Kota Santri yang menggugah ini.
Bagi warga Situbondo, Gorengan Terminal Situbondo adalah must-try. Keunikan dan cita rasa yang sulit dicari di tempat lain menjadikannya destinasi kuliner Situbondo yang wajib dijelajahi.
Tentang jam buka, sepertinya cemilan Kota Santri ini buka sore hingga malam. Sayangnya, aku tidak tahu informasi pastinya. Jika kamu punya update, silakan tambahkan di kolom komentar atau berikan ulasan di Google Maps. Bantu aku menyebarkan kenikmatan cemilan Kota Santri ini ke seluruh penjuru kota.
Comments