Di belahan bumi yang diberkahi kekayaan lautnya, Indonesia muncul sebagai surga bawah laut dengan terumbu karang yang memikat. Dari ujung barat hingga timur, keberagaman terumbu karang mencapai 27% dari total dunia, menciptakan panorama yang memukau.
Pulau-pulau di Indonesia yang dikelilingi oleh perairan, menjadikan kekayaan alam di laut sebagai salah satu sumber kehidupan terbesar bagi masyarakatnya. Aku pun ikut merasakan dampaknya bahwa tanpa laut mungkin aku tidak akan bisa menikmati gurihnya daging berbagai jenis ikan yang ku lahap setiap hari.
Terumbu karang yang menakjubkan tersebar di destinasi seperti Taman Nasional Bunaken, Wakatobi, Komodo, dan Raja Ampat, menciptakan panggung indah bagi pertunjukan alam bawah laut. Namun, keindahan ini menjadi saksi bisu perubahan yang berlangsung di laut Sumatera Barat.
Di tengah keelokan, ada seorang pemuda, David Hidayat, yang menjelma menjadi penjaga laut di pesisir selatan Sumatera Barat. Dari desa kecil Sungai Pinang, David mencintai laut dengan sepenuh hati dan bersumpah untuk melindungi ekosistem yang semakin terancam.
Nagari Sungai Pinang, di mana David tumbuh, menyajikan keajaiban laut dengan air yang begitu jernih, pantai pasir putih yang lembut, dan terumbu karang yang beragam. Namun, kerusakan mulai menyusup, mengancam mata pencaharian masyarakat pesisir.
Berjanji untuk Bangkit: David Hidayat dan Perubahan Nasib Laut
Setelah menyelam dalam pencarian ilmu yang panjang, David kembali ke kampung halamannya dengan tekad untuk merubah nasib laut dan masyarakat pesisir Nagari Sungai Pinang. Ia membagi ilmu dan keterampilannya, mengajak semua untuk bersatu melindungi lingkungan, demi Indonesia.
Bagi David, laut adalah sumber kehidupan yang diberikan Sang Pencipta. Produksi laut Indonesia yang meningkat hingga 6 juta ton pada 2019 menjadi bukti nyata betapa pentingnya laut bagi kehidupan.
Sebuah Misi Penyelamatan
David, tumbuh di Nagari Sungai Pinang, sangat akrab dengan kehidupan nelayan dan laut. Namun, kecintaannya terhadap laut disertai kegelisahan. Terumbu karang rusak, ikan yang berkurang, dan potensi alam yang belum dioptimalkan membangkitkan kekhawatiran mendalam.
Rusaknya ekosistem laut, terutama tingkat eksploitasi ikan karang yang tinggi, menjadi perhatian serius. Laporan dari Pusat Penelitian Oseanografi menyatakan bahwa 42,01% terumbu karang di Sumatera Barat memiliki kategori buruk.
Gerakan Penyelamatan David
Pada tahun 2014, David memulai inisiatif penyelamatan lingkungan di pesisir Sumatera Barat. Dengan langkah awalnya yang berani, ia menyelam untuk menyelamatkan terumbu karang dan memulihkan kehidupan laut.
Melalui programnya, David tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru untuk masyarakat pesisir. Ia mengajak semua untuk bergabung dalam perjuangan melindungi lingkungan, melindungi keindahan laut Indonesia.
Mengapa anak muda harus menginspirasi dan terus bergerak mewujudkan cita-cita dan mensejahterakan rakyat dengan Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia? Jawabannya terwujud melalui tindakan nyata seperti yang dilakukan oleh David Hidayat, pemuda penyelamat laut dari Nagari Sungai Pinang. Mari kita bersama-sama menjaga kekayaan alam Indonesia, membawa semangat hari ini untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Comments