Skip to main content

Eksplorasi Alam Situbondo Membawa Film Jagaditta Sukses di Debutnya!

Aku, yang selalu terpesona oleh keindahan lewat wisata alam Situbondo, membagikan petualanganku lewat film pendek Jagaditta. Dari hutan yang rimbun, bukit nan megah, hingga pantai yang memukau, aku menjadikan alam sebagai panggung utama. Setelah lama merantau di ibukota, kembali ke tanah kelahiran membuatku semakin terpukau dengan keberagaman makhluk hidup yang perlu kita jaga.

Eksplorasi Alam Situbondo
Wisata alam Situbondo masih banyak yang belum terjamah turis


Film pendek Jagaditta, yang lahir dari postingan-potretku di Instagram @uwanurwan, menggambarkan perjalananku menemukan keindahan alam Situbondo. Namun, tidak semua tempat yang kujelajahi tetap asri; beberapa sudah berubah menjadi perumahan.


Eksplorasi Alam Situbondo
Poster film pendek Jagaditta 


Rilisnya film Jagaditta di Kompasianival 2022 menjadi awal yang mengejutkan. Kemudian, terima apresiasi dan masuk nominasi aktor terbaik di BRIEFF tahun 2022 membuatku merasa takjub. Meski tidak menang, kesuksesan ini di Festival Film Jember (UNEFF) dengan penghargaan kategori Gati Jemberan Special Mention Jury tahun 2023 menjadi sajian kejutan lainnya. Aku tidak pernah menduga bahwa film ini akan meraih prestasi sebesar ini. Hanya dari ditayangkan di satu festival ke festival lain, hingga meraih penghargaan, adalah sebuah perjalanan yang tak terduga.

Petualangan Aku dalam Proses Pembuatan Film Pendek Jagaditta: Kenangan Manis di Enam Lokasi Magis Situbondo

Dalam perjalanan pembuatan film pendek Jagaditta, aku memimpin eksplorasi ke enam tempat menakjubkan di Situbondo: hutan, bukit, pantai, sawah, kamar, dan padang rumput. Sebelum syuting dimulai, aku secara teliti melakukan survei untuk memastikan kecocokan lokasi dengan skenario. Jarak antar lokasi memang cukup jauh, tapi dengan semangat, aku melibasnya dengan motor.

Tragedi dan Keajaiban Syuting di Hutan Situbondo

Eksplorasi Alam Situbondo
Tidak ada tujuan khusus berfoto dengan toga. Sebenarnya hanya ingin memanfaatkan toga yang kupunya sebagai properti foto saja wkwk


Proses syuting memakan waktu sebulan penuh, bertepatan dengan bulan puasa. Meskipun berpuasa, semangatku tetap membara. Wkwk. Syuting di hutan, lokasi pertama, dilakukan dalam dua kunjungan. Keberuntungan berpihak pada kami karena musim hujan menyelimuti Situbondo, menciptakan lanskap hijau yang memukau.

Aku mencoba mengambil gambar sendiri, terjebak dalam perubahan posisi kamera, dan berulang kali melakukan pengaturan untuk mendapatkan adegan sempurna. Kesulitan lainnya adalah tidak bisa mendengar suara dari video yang aku rekam. Maka, dengan kreativitas, aku menggunakan perangkat khusus untuk merekam suara, yang kukaitkan di balik baju.

Eksplorasi Alam Situbondo
Aku terpeleset di pohon kering yang sudah bertahun-tahun rebahan ini. Meski kering, tapi masih cukup kokoh dan tidak rapuh. (Fotografer: @Isophotoproduction)

Namun, tak semua berjalan mulus. Saat memanjat pohon mati, aku terpeleset, sepatu penuh lumpur dan licin. Tubuhku terpelanting, punggung menimpa kayu, dan kamera terjerembab. Panik melanda saat menyadari kamera jatuh. Berkat keberuntungan, kamera tetap berfungsi. Alhamdulillah!

Petualangan di Bukit Situbondo: Tanam Bibit Murbei dan Tragedi Motor

Eksplorasi Alam Situbondo


Syuting di bukit Situbondo, sungguh tantangan yang menguji kekuatan dan kreativitas. Aku harus menanam batang murbei sesuai skenario, dan kuambil batang murbei dari halaman rumah. Awalnya, kupikir menanam batang murbei itu mudah, tapi tanahnya ternyata keras dan tenagaku terbatas.

Meskipun dengan susah payah berhasil menanam semua batang murbei, setelah syuting, aku merasa ragu akan kelangsungan hidupnya. Cuaca jarang hujan membuat peluang tumbuhnya kecil. Sambil menceritakan hal ini, aku juga membagikan bahwa aku senang memanen bunga telang liar untuk konsumsi pribadi.

Tetapi, petualangan di bukit ini tidak berhenti di situ. Saat mencoba naik motor, aku mengalami kejadian tragis ketika ban tertambat batu besar, membuatku terguling. Untungnya, meskipun insiden tersebut menegangkan, motorku masih utuh tanpa patah tulang.

Petualangan Misterius di Hutan Mangrove Situbondo: Antara Syuting, Banjir, dan Kengerian

Eksplorasi Alam Situbondo


Hutan mangrove Situbondo menjadi saksi petualanganku yang penuh misteri. Meskipun aku berencana memperlama syuting, trauma dari kunjungan sebelumnya membuatku tak ingin kembali ke tempat itu jika sendirian.


Eksplorasi Alam Situbondo
Ilustrasi area syuting film pendek Jagaditta yang sempit dan diapit hutan mangrove dan laut


Lokasinya terpencil, tak banyak diketahui wisatawan. Aku parkir motor agak jauh, berjalan melalui parit, area sawah, hingga memasuki hutan mangrove yang cukup menyeramkan, terutama saat mendekati senja. Proses syuting film pendek Jagaditta di hutan mangrove Situbondo dimulai sekitar pukul 9 pagi, menghindari kegelapan yang bisa membuat suasana semakin menyeramkan.

Eksplorasi Alam Situbondo
Masih baik-baik saja, menyempatkan selfie dulu 


Saat syuting, air laut mulai naik, mengubah area yang semula kering menjadi genangan air. Aku terus berpikir, "Ah, masih aman." Namun, seiring berjalannya waktu, air semakin tinggi dan area semakin sempit. Meski rencananya untuk syuting ulang, aku merasa perlu menyelesaikan beberapa adegan sebelum pulang.

Eksplorasi Alam Situbondo
Foto kondisi air pasang yang masih membuat setengah panik


Saat meninggalkan hutan mangrove yang sudah seperti banjir, kekhawatiranku meningkat. Berjalan melalui genangan air tanpa sandal terasa sulit, ditambah bayangan ular, buaya, atau makhluk misterius lainnya. Saat akhirnya sampai di pondok kayu, aku bersyukur melewati ketakutan itu.

Namun, kejutan terjadi saat pulang. Parit yang tadinya sekecil betis, kini setinggi betis. Dalam dilema, aku memilih menerobos parit dengan motor. Deg-degan melanda, tapi akhirnya berhasil dengan selamat.

Syuting Adegan Rahasia di Kamar

Eksplorasi Alam Situbondo


Syuting di kamar terbukti menjadi salah satu petualangan tersendiri. Tanpa persiapan khusus, aku hanya mengenakan pakaian sehari-hari. Meski adegannya sederhana, berganti-ganti sudut kamera memakan waktu yang tak disangka-sangka. Melalui adegan di kamar, aku mengekspresikan kekesalan karena cuaca tak mendukung eksplorasi alam. Hujan tiba-tiba menghentikanku, dan monolog di dalam kamar pun tercipta.

Keajaiban Syuting di Sawah Situbondo

Eksplorasi Alam Situbondo


Sawahlah panggung eksotis bagi syutingku. Dengan luasnya sawah di Situbondo, sesuai data BPS 2017, 34,92% wilayahnya adalah sawah. Aku sengaja memilih lokasi tersembunyi agar kegiatan syuting tak diketahui orang yang aku kenal, meski ada ketahuan oleh pemilik sawah di satu lokasi.

Proses pengambilan gambar tersebar di beberapa lokasi sawah, namun ternyata, syuting di sawah bukanlah tugas yang mudah. Panasnya udara membuatku cepat lelah, ditambah lagi bulan puasa. Sulitnya menemukan tempat untuk meletakkan tripod dan tanah yang tak rata menjadi tantangan tersendiri. Meski melelahkan, keindahan sawah Situbondo tergambar dalam setiap frame.

Keseruan Syuting di Savana Mini Situbondo

Eksplorasi Alam Situbondo


Petualangan syuting di Savana Mini Situbondo menjadi salah satu bab tersendiri dalam perjalanan pembuatan film Jagaditta. Lokasinya yang jauh, di daerah Sliwung, membawa aku melalui pemandangan hijau dan perbukitan yang dihiasi oleh karpet hijau yang memukau. Namun, tidak disangka, beberapa lokasi hijau sudah berganti wajah menjadi perumahan.

Meskipun tergolong syuting yang singkat dan minim dialog, kejadian tak terduga tetap menghiasi momen. Aku kepergok oleh seorang bapak yang membawa sapinya pulang, namun aku tetap menjalankan syuting dengan percaya diri, walaupun malu karena jubah merahku mencolok.

Savana Mini Situbondo ternyata juga menjadi tempat beristirahat bagi sapi-sapi piaraan warga sekitar. Mereka bisa menikmati rumput segar tanpa khawatir kehabisan makanan, sementara pemiliknya juga untung. Satu pengalaman yang unik dan kocak di tengah keindahan savana.

Catatan Tambahan dari Lokasi-Lokasi Lain
Eksplorasi Alam Situbondo


Beberapa lokasi lainnya, meskipun tidak menjadi fokus utama syuting, memberikan tambahan gambaran dalam pembuatan Jagaditta. Salah satunya saat syuting di kamar, meski sebenarnya tidak hujan. Mengambil gambar di waktu berbeda berhasil menciptakan ilusi hujan, dan keberuntungan bersama kami karena Situbondo masih dalam musim hujan.

Jaga Wisata Alam Situbondo

Eksplorasi Alam Situbondo

Film pendek Jagaditta bukan hanya tentang eksplorasi alam dan puisi, tapi juga cerminan perjalanan kecil hidupku. Setelah merantau di ibukota dan kembali ke kampung halaman, aku menemukan keindahan alam yang masih memukau, namun juga perubahan yang tak terhindarkan.

Melalui perjalanan ini, aku ingin mengajak kamu semua untuk lebih peduli terhadap alam, terutama alam Situbondo yang masih banyak yang perawan. Keindahan ini adalah harta yang patut kita jaga bersama. Mari bersama-sama melestarikan keaslian dan keelokan alam Situbondo agar kita dapat menikmati wisata alam Situbondo oleh generasi-generasi mendatang. Jangan pernah dengan sengaja merusak alam, karena setiap tindakan kita memiliki dampak besar bagi lingkungan.

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel