Kamu yang mungkin belum tahu kabar ini dari pelosok Situbondo, Jawa Timur! Aku di sini, cerita tentang sebuah film pendek Jagaditta, film tentang alam, yang memenangkan Special Mention Jury di Unej Film Festival 2023 dengan kategori Film Gati Jemberan. Siapa sangka, film pendek Jagaditta adalah hasil karya kolaborasi seniman Situbondo dan KOMik (Kompasianer Only Movie entus(i)ast Klub) yang berhasil menembus penghargaan Special Mention Jury.
Menggenggam penghargaan Special Mention Jury di Unej Film Festival 2023 |
Puisiku Ternyata Menemukan Jalannya
Siapa sih Uwan Urwan? Aku, iya aku. Aku hanyalah penulis puisi yang selalu menganggap karya-karyanya hebat dan paling bagus di antara yang lain. Parameternya apa? Tidak ada. Hanya diri sendiri. Wkwkw. Tidak, aku, Uwan Urwan hanyalah penulis puisi yang memang menjadikan media sosial sebagai area pameran gratis yang bisa diakses siapa saja dan kapan saja. Instagram @uwanurwan hanyalah bagian dari kegilaanku yang tidak bisa aku tunjukkan di dunia nyata.
Karya-karya puisiku, yang selama ini cuma jadi pajangan di Instagramku, buku-bukuku, dan catatan-catatanku, ternyata bisa merambah ke dunia film pendek bertema lingkungan. Film pendek Jagaditta bukan sekadar film biasa; ia adalah kisah cinta pada alam, menjadikan alam sebagai panggung seni dengan penonton setianya berupa tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan, angin, sungai-sungai, dan uap air. Menakjubkan, bukan? Begitulah aku menggambarkan alam.
Film ini bukan hanya sekadar tembakan dari Instagramku @uwanurwan yang diolah oleh Dewi Puspasari, Sang Penulis dan penemu ide mahsyurnya. Film Jagaditta berkisah tentang hasil eksplorasi pribadiku di Situbondo setelah lama merantau di ibukota. Aku menjadikan alam sebagai panggung dan menceritakan keberagaman makhluk hidup yang masih indah dan perlu kita jaga. Sayangnya, tidak semua tempat yang kukunjungi tetap asri; beberapa sudah berubah menjadi perumahan, membuat rumah bagi organisme semakin berkurang.
Jagaditta menjadi salah satu official selection Bogor Independent Film Festival 2022 dan masuk nominasi aktor terbaik |
Bukan cuma sekadar cerita! Jagaditta rilis di acara Kompasianival 2022, Desember lalu, dan meraih nominasi aktor terbaik di BRIEFF Bogor. Wow, kan? Hadir dalam Festival Film di Jember (UNEFF), film ini justru membawa pulang penghargaan kategori Gati Jemberan Special Mention Jury. Sebuah keberhasilan yang tak terduga dan membuatku tercengang. Padahal, sebagai pengalaman pertamaku dan KOMiK membuat film pendek, kami tak ada ekspektasi apa-apa untuk film ini. Hanya lolos ditayangkan dari satu festival ke festival lain sudah alhamdulillah. Tapi dapat penghargaan? Sungguh tak terduga dan luar biasa!
Dari Instagram @uwanurwan disulap jadi Film Pendek Eksplorasi Alam Situbondo
Film Jagaditta ini bener-bener hasil kolaborasi keren antara KOMik (Kompasianer Only Movie entus(i)ast Klub) dan aku, Uwan Urwan. Aku nggak cuma jadi pemeran utama, tapi juga nge-handle kamera dan jadi sutradara sekaligus. Ada juga Jefribagusp yang bikin musik seru sebagai pengisi soundtrack, plus Agung Jarkasih yang bikin gambarnya makin kinclong. Meski masing-masing proses dilakukan terpisah, dari naskah sampe rilis, film ini hasil kolaborasi epik yang bikin geleng-geleng kepala dan bikin bangga.
Eksplorasi alam Situbondo sering menjadikan alam sebagai panggung untuk berkarya dalam puisi |
Jadi, kan aku suka fokus ke puisi dan info seputar eksplorasi alam Situbondo di Instagramku, @uwanurwan. Ternyata, karya-karyaku menemukan jalan baru dengan cara yang nggak terduga. Gimana ya Tuhan menggerakkan jari Mbak Dewi Puspasari, bos KOMiK, untuk melirik postinganku di Instagram.
Awal mulanya aku dikonfirmasi sama Mbak Dewi, "Uwan, pernah main film atau teater?" Pertanyaan yang bikin nggak nyangka karena belum pernah diajak ngomongin itu. Terus, dia bilang lagi, "Lihat foto-foto Uwan yang kocak di Instagram @uwanurwan, entah kenapa kepikiran KOMiK bikin film pendek dengan Uwan jadi tokoh utamanya."
Terus, tiba-tiba dia kepikiran, 'Kenapa nggak kita bikin film pendek dari konten Uwan?' Dan voila, Jagaditta lahir, jadi film pertama KOMiK dan film pertamaku sekaligus.
Langsung aja aku iyakan, karena dari pengalaman, kebanyakan kehilangan kesempatan gara-gara nolak. Apalagi waktu itu pandemi, butuh kesibukan baru buat ngusir kebosanan di rumah.
Rahasia di Balik Film Pendek Jagaditta: Kolaborasi Seniman Situbondo dan KOMik (Kompasianer Only Movie entus(i)ast Klub)
Pertama, soal naskah. Gak nyangka banget, Mbak Dewi Puspasari, bos KOMiK, ngirim skenario film ke aku. Aku coba pelajari, lalu kasih sedikit sentuhan pribadi sesuai kondisi di lapangan. Setelah direview teman-teman KOMiK, akhirnya naskahnya oke. Aku merasa jalan ceritanya memang menggambarkan aku, kemudian aku merasa malu. Aku cuma bisa mikir, "Apakah ini yang orang-orang rasain ketika ngeliat konten-konten di Instagram?" Apalagi aku suka posting foto agak lain.
Trus, bagian seru lainnya nih. Film ini bener-bener tentang aku, orang Situbondo. Pasalnya, settingnya di Situbondo, sebagai bentuk eksplorasi alam Situbondo. Situbondo memiliki ragam pesona alam yang menakjubkan memang, tapi sayang banyak yang menganggapnya biasa saja. Padahal aku sering sekali melakukan eksplorasi alam Situbondo dan selalu bersyukur dilahirkan di sini.
Mbak Dewi pengen musiknya bener-bener khas daerah situ. Jadi, aku dikenalin ke musisi muda Situbondo yang luar biasa, namanya Jefribagusp. Gak cuma punya talenta, dia juga udah kenal banget sama komunitas di sini. Sudah cukup terkenal di kalangan anak muda dan penikmat musik lokal lain.
Pembuatan Film Pendek Jagaditta yang Terpisah
Proses pembuatan film ini bisa dibilang unik, lho! Semua dilakukan terpisah, dari Jakarta, Bogor, sampe Situbondo. Aku jadi pemeran utama, sutradara, dan kameramen. Naskahnya dari Mbak Dewi, aku bantu sedikit, deh. Ada juga tim asisten produksi yang super support: Achmad Humaidy, Linda Erlina, dan Noval Kurniadi. Musiknya dikerjain Jefribagusp, gambarnya disunting oleh Agung Jarkasih, dan soundtrack asli ciptaannya juga dari Jefribagusp. Seru, kan?
Gak cuma itu aja, keunikan film Jagaditta nggak berhenti di situ! Meskipun semuanya dilakukan terpisah, tapi hasil akhirnya tetap nyambung dan epik. Aku yang jadi pemeran utama dan sutradara, berasa kayak jadi pahlawan dalam cerita sendiri.
Tim asisten produksi juga luar biasa. Achmad Humaidy, Linda Erlina, dan Noval Kurniadi bener-bener super support! Mereka banyak memberi masukan dan pujian dalam proses editing film.
Ngomong-ngomong soal musik, Jefribagusp emang jadi kunci keistimewaan di sini. Musiknya bener-bener menggambarkan nuansa Situbondo dan menambah kesan mendalam dalam setiap adegan. Gambarnya yang disunting oleh Agung Jarkasih juga berhasil menciptakan visual yang menggugah perasaan.
Jefribagusp, seniman Situbondo mengisi original soundtrack film tentang Situbondo ini |
Dan yang nggak kalah penting, soundtrack asli ciptaan Jefribagusp benar-benar mencuri perhatian. Melodi yang indah dan lirik yang dalam, semuanya sesuai dengan tema film yang mengangkat keindahan alam dan keberagaman makhluk hidup.
Jadi, bukan cuma tentang keunikan proses pembuatan yang terpisah, tapi juga keunikan dalam setiap detailnya. Jagaditta nggak sekadar film, tapi adalah karya kolaborasi yang memancarkan semangat dan kekompakan. Terus stay tuned, ya, karena cerita Jagaditta belum selesai!
Comments
Selamat atas debut film perdananya.
Film Pendek Jagaditta harus MENDUNIA.
Dan ditunggu karya-karya berikutnya.