Skip to main content

Makan Rujak, Kenyataan vs Mitos

Siapa bilang makan rujak hanya soal ngidam? Ini lebih dari sekadar camilan, teman-teman! Makan rujak adalah langkah kecil yang bisa membantu perekonomian lokal berkembang dan lingkungan tetap terjaga. Dengan permintaan yang terus meningkat, petani buah akan merasakan dampak positifnya, sementara lahan-lahan tandus pun bisa dimanfaatkan.

Gambar rujak buah
Rujak buah yang nikmat dan lezat


Makan Rujak: Mitos atau Fakta?


Kamu mungkin pernah mendengar bahwa makan rujak adalah tanda ngidam, bukan? Tapi, apakah benar demikian? Mari kita telaah bersama-sama. Saat aku duduk di warung rujak, sering kali aku mendengar orang-orang mengatakan hal ini. Tapi sebenarnya, ada banyak alasan mengapa seseorang memilih rujak. Tidak selalu karena ngidam, bukan?

Memang, rujak sering diasosiasikan dengan ngidam, terutama pada wanita hamil. Namun, tahukah kamu bahwa rujak adalah makanan yang populer di kalangan semua orang, tidak hanya mereka yang sedang hamil? Aku punya teman pria yang suka makan rujak setiap hari hanya karena dia menyukainya, bukan karena ngidam. Jadi, mungkin klaim bahwa makan rujak adalah tanda ngidam perlu dipertanyakan ulang, ya?

Manfaat Kesehatan Makan Rujak yang Terlupakan


Kamu tahu, rupanya makan rujak itu lebih dari sekadar camilan yang enak. Potongan buah-buahan segar yang terdapat dalam rujak mengandung beragam nutrisi yang sangat baik untuk tubuh. Ketika aku mempelajari lebih dalam, aku terkejut melihat betapa banyak manfaat yang bisa kita dapatkan hanya dengan menikmati sepiring rujak. Jadi, mungkin saatnya kita melihat rujak dengan sudut pandang yang baru.

Rujak tidak hanya enak, tapi juga kaya akan vitamin dan mineral alami. Ketika kamu makan rujak, sebenarnya kamu memberi tubuhmu suntikan vitamin yang diperlukan untuk menjaga kesehatan. Apalagi jika rujakmu terdiri dari beragam buah-buahan, seperti mangga, jambu, nanas, dan lainnya. Semakin beragam makanan yang kamu konsumsi, semakin banyak nutrisi yang bisa kamu dapatkan. Jadi, mungkin kamu tidak perlu lagi ragu untuk menikmati sepiring rujak, bukan?

Mitos Ngidam: Apa Sebenarnya?


Sebenarnya, ngidam dan rujak tidak selalu terkait erat. Namun, ada stereotip yang mengaitkan keduanya. Apakah itu benar? Ayo kita kupas lebih dalam untuk melihat apakah ada hubungan nyata antara ngidam dan rujak. Saya yakin dengan mengetahui fakta-fakta ini, kita bisa lebih bijak dalam memilih makanan dan memahami bahwa makan rujak bukanlah sekadar soal ngidam, tapi juga soal kesehatan.

Ternyata, ngidam adalah fenomena yang kompleks dan dapat terjadi karena berbagai alasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ngidam bisa dipengaruhi oleh perubahan hormon selama kehamilan atau kebutuhan tubuh akan nutrisi tertentu. Namun, tidak ada bukti yang mengaitkan ngidam secara khusus dengan makan rujak. Jadi, mungkin saatnya kita melemparkan stereotip lama tentang ngidam dan menerima fakta bahwa rujak adalah pilihan makanan sehat untuk siapa pun, tidak hanya bagi mereka yang sedang mengalami ngidam.

Menciptakan Kesadaran akan Stereotip dan Pengaruhnya


Ketika kita berbicara tentang makanan dan stereotip, seringkali ada hal-hal yang terlewatkan. Aku pernah mengalami sendiri bagaimana stereotip tentang ngidam dapat memengaruhi persepsi kita terhadap makanan sehat seperti rujak. Lelucon-lelucon tentang ngidam sering terdengar di sekitar kita, baik di media sosial maupun dalam percakapan sehari-hari. Tapi, tahukah kamu bahwa stereotip semacam itu bisa berdampak besar pada minat seseorang terhadap makanan?

Mungkin saatnya kita menghentikan stereotip dan lelucon seputar ngidam. Mari kita ciptakan kesadaran akan pengaruhnya, terutama terhadap minat kita terhadap makanan sehat. Dengan mengubah cara kita berbicara dan berpikir tentang ngidam, kita juga dapat mengubah persepsi tentang makanan sehat seperti rujak.

Menyuarakan Kesehatan dan Keanekaragaman Makanan

Sekarang, lebih dari sebelumnya, penting untuk mengajak orang-orang untuk menghargai dan mempromosikan makanan sehat seperti rujak. Kita perlu membangun pemahaman yang kuat tentang keanekaragaman makanan dan manfaatnya bagi kesehatan kita. Aku yakin, dengan menyuarakan pentingnya kesehatan dan keanekaragaman makanan, kita dapat mengubah pola pikir masyarakat tentang makanan sehat.

Mari kita berperan aktif dalam mempromosikan makanan sehat dan menyadarkan orang-orang akan manfaatnya. Dengan memperluas cakupan informasi tentang makanan sehat, kita dapat membantu orang-orang membuat pilihan makanan yang lebih baik untuk kesehatan mereka dan memperkaya pola makan mereka dengan rujak dan makanan sehat lainnya.

Mengubah Persepsi, Mengubah Kebiasaan


Bagaimana jika kita mengubah persepsi kita tentang makan rujak? Langkah-langkah praktis bisa dimulai dari kita sendiri. Kita bisa memilih untuk menganggap rujak sebagai pilihan makanan sehat yang lezat, bukan sekadar camilan biasa atau tanda ngidam. Dengan mengubah cara kita memandang makanan sehat, kita juga dapat mengubah kebiasaan makan kita secara keseluruhan.

Mari kita mendorong untuk memilih makanan sehat tanpa merasa terbebani oleh stereotip sosial. Dengan mengambil langkah-langkah kecil dan konsisten, kita bisa membuat perubahan positif dalam pola makan kita dan membantu membangun budaya yang lebih sehat dan inklusif.

Makan rujak memang nikmat untuk lidah, tapi manfaatnya jauh lebih dari itu. Selain menyehatkan tubuh, makan rujak juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Semakin banyak orang yang memilih untuk menikmati rujak, semakin besar pula kontribusi kita terhadap perkebunan buah dan penghijauan lahan-lahan yang sebelumnya tandus. Jadi, mari kita terus dukung kebiasaan makan rujak untuk kesehatan tubuh dan kelestarian alam kita.

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel