Skip to main content

Membuang Kulit Nanasmu? Berhenti Sekarang dan Buatlah Tepache!

Apakah kamu pernah memikirkan betapa banyak sampah organik yang dihasilkan dari buah-buahan yang kita konsumsi sehari-hari? Salah satu contohnya adalah kulit nanas. Namun, tahukah kamu bahwa kulit nanas yang biasanya dibuang bisa diubah menjadi minuman sehat dan menyegarkan yang disebut Tepache?


Memanfaatkan kulit nanas untuk Tepache


Eksperimen Pribadi: Ceritaku dengan Tepache

Aku adalah orang yang senang bereksperimen. Suatu hari, aku menemukan sebuah video di TikTok tentang fermentasi kulit nanas untuk membuat Tepache, minuman tradisional dari Mexico. Tanpa ragu, aku mencoba untuk mempraktikkan ide tersebut. Meskipun resep yang aku temukan beragam, intinya tetap sama: kulit nanas, gula, dan air.

Resep Tepache yang Simpel Namun Menggugah Selera

Memanfaatkan kulit nanas untuk Tepache

Resep Tepache memang tidak memiliki standar yang baku, namun perbandingan umumnya adalah 3 bagian kulit nanas untuk 1 bagian gula. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan 300 gram kulit nanas dan 100 gram gula untuk 500 ml air.

Sayangnya aku tak menemukan lagi akun yang kujadikan patokan untuk membuat Tepache.

Seingatku resepnya begini:
Nanas 2 diambil kulitnya, air 1 liter, gula 12 sendok makan, gula merah, 4 cengkeh, satu cabai, dan kayu manis. Aku tidak ingat berat gula merah yang dibutuhkan.

Memanfaatkan kulit nanas untuk Tepache
Daging nanasnya bisa dimakan langsung atau dibikin rujak

Proses fermentasinya pun sederhana, cukup masukkan semua bahan ke dalam jar, tutup dengan kain, biarkan fermentasi selama maksimal tiga hari, kemudian saring, masukkan ke dalam botol, dan simpan di dalam lemari pendingin untuk menghentikan atau memperlambat proses fermentasinya. Jika dibiarkan di suhu ruang fermentasinya akan berlanjut dan kandungan alkoholnya akan semakin tinggi sehingga untuk Muslim sebaiknya tidak mengkonsumsi teh aja yang fermentasinya lebih dari 3 hari.

Manfaat Tepache yang Luar Biasa untuk Kesehatan

Memanfaatkan kulit nanas untuk Tepache

Tepache punya banyak manfaat, yaitu meningkatkan proses pencernaan serta, menjaga daya tahan tubuh, mengandung bakteri probiotik dan prebiotik, mengandung vitamin C, Vitamin A, B dan Magnesium, serta membantu untuk mencegah serta mengobati diare.

Kandungan Tepache
Kandungan Tepache yang menyehatkan tubuh

Selain menjadi minuman yang menyegarkan, Tepache juga kaya akan probiotik yang baik untuk pencernaan. Jadi, selain mengurangi sampah organik, kamu juga memberikan nutrisi tambahan untuk tubuhmu.

Mengubah Budaya Konsumsi: Dari Tepache hingga Membangun Dunia Tanpa Sampah

Tahukah kamu bahwa pemanfaatan kulit nanas adalah salah satu langkah kecil namun signifikan dalam gerakan zero waste? Dengan mengubah kulit nanas yang biasanya dibuang menjadi minuman sehat seperti Tepache, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberikan nutrisi bagi tanaman dengan memanfaatkannya sebagai kompos. Inilah langkah nyata menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan, di mana setiap tindakan memiliki dampak besar bagi lingkungan.

Indonesia, sebagai negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara, menghadapi tantangan serius terkait dampak lingkungan dari limbah tersebut. Sampah makanan tidak hanya meningkatkan emisi gas rumah kaca secara global, tetapi juga memperburuk efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global, perubahan iklim, dan bencana alam yang semakin parah. Dengan menyadari pentingnya mengurangi sampah organik dan mengambil langkah bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam, kita dapat bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Mengubah Sampah Menjadi Berkah

Memanfaatkan kulit nanas untuk Tepache

Sebuah eksperimen kecil membuka pintu bagi ide besar dalam hidupku. Saat secara tidak sengaja membuat Tepache dari resep yang kutemukan, terbersitlah ide untuk menjual minuman tersebut. Tak disangka, langkah kecil itu tidak hanya memberi manfaat kesehatan untuk tubuhku, tapi juga memberi berkah finansial.

Melalui penjualan Tepache, aku tidak hanya mengisi perut, tapi juga mengisi kantong dengan rejeki tambahan. Inilah cerita tentang bagaimana aku belajar untuk memanfaatkan kulit nanas bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk mengurangi sampah organik dan membuka peluang baru dalam kehidupan.

Satu Langkah Kecil Menuju Kehidupan yang Lebih Sehat dan Berkelanjutan

Mari kita renungkan bagaimana kita bisa memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar kita, seperti kulit nanas, untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan lingkungan. Dengan sedikit kreativitas dan kesadaran, kita semua bisa menjadi agen perubahan dalam mengurangi sampah organik dan menjaga keberlanjutan planet ini. Ayo mulai dari sekarang, buang kulit nanasmu dengan bijak, dan buatlah Tepache yang menyegarkan!

Comments

Ila Rizky said…
Wow baru tahu kulit nanas bisa dibikin kek tepache gini ya. Berarti setelah 3 hari harus terus di kulkas ya, kak.

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan...

Blogger Situbondo dan Peranannya dalam Mempromosikan Kota Santri

Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan pesona yang belum banyak terungkap. Dibandingkan dengan Banyuwangi yang sibuk dengan wisata kelas dunia dan Jember yang dikenal dengan festival budayanya, Situbondo seolah masih berada dalam bayang-bayang. Padahal, kabupaten ini memiliki daya tarik luar biasa, dari wisata alam, budaya, hingga kuliner khas yang unik. Tantangan utamanya adalah bagaimana cerita tentang Situbondo bisa menjangkau lebih banyak orang. Di sinilah peran blogger menjadi sangat penting—merekalah yang bisa membawa nama Situbondo ke dunia digital, menyebarkan pengalaman, opini, serta keindahan daerah ini dalam bentuk narasi yang menarik dan inspiratif. Blogger Situbondo Menjadi Wajah Baru Jurnalisme Digital Dulu, informasi tentang suatu daerah hanya bisa ditemukan melalui media cetak atau berita resmi. Namun, di era digital seperti sekarang, blog menjadi salah satu sumber informasi yang lebih fleksibel, dekat dengan masyarakat, dan mudah diakses. Bl...

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus ...

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya ki...

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan la...

Fauzi, Sosok di Balik Gerakan Pemuda dan Musik Situbondo

Ahmad Fauzi berdiri di tengah kebunnya Aku tak menyangka akan menemukan sesuatu yang begitu luar biasa di sudut kecil Situbondo ini. Sebuah lahan hijau yang tertata rapi, penuh dengan kehidupan dan harapan. Greenhouse sederhana berdiri kokoh, dikelilingi jaring halus sebagai tempat pembibitan. Di sekitarnya, deretan tanaman sayur tumbuh subur—terong, cabai, kacang panjang, kelor, sawi, serai, pepaya, hingga okra.  Tak jauh dari situ, ada kolam ikan yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari. Area lain dipenuhi tanaman obat, masing-masing telah diberi papan nama, seolah memberi isyarat bahwa tempat ini bukan sekadar kebun, melainkan sumber ilmu dan kehidupan. Di tengah lahan, toren biru mencolok berdiri tinggi, menjadi sumber pengairan utama. Pemandangan ini semakin kontras karena lahan ini dihimpit oleh sawah dan rumah penduduk.  Toren biru ini bukan sekadar tempat penyimpanan air, tapi sumber kehidupan bagi tanaman sayur yang tumbuh hijau di sekitarnya. Ketika aku sibuk m...

Perjalanan Lukisan Uwan’s Art, Dari Kanvas ke Tiga Komunitas

Di sudut meja yang mulai berdebu, aku menarik laci yang hampir terlupakan. Tube-tube kecil cat akrilik berbaris di dalamnya, beberapa masih tertutup rapat, sementara yang lain sudah mulai mengering di tepinya. Ada rasa rindu yang tiba-tiba menyeruak. Sudah lama aku tidak menyentuh kuas dan kanvas. Kesempatan itu datang dari sebuah ajakan—kolaborasi dengan tiga komunitas besar di Jakarta untuk sebuah acara seni dan edukasi di bawah naungan Kompasiana, yaitu Ketapels, KOMiK, dan Ladiesiana.  Kredit: KOMiK Aku, seorang pelukis amatir dari Situbondo, ditawarkan untuk menjadi sponsor sebagai bentuk dukungan untuk acara "Tur Museum sambil Belajar Nulis Naskah Film". Tentu saja, aku tidak bisa menolak. Setelah berpikir, aku memutuskan untuk mendukung dalam bentuk lukisan kanvas. Bagiku, seni bukan hanya tentang menciptakan sesuatu yang indah, tapi juga tentang berbagi makna dan emosi dengan orang lain. Menyentuh Kembali Kanvas yang Terlupakan Aku menuangkan sedikit demi sedikit cat ...

Imron, Penggerak Literasi dari Desa Trebungan, Situbondo

Moh. Imron adalah bukti nyata bahwa semangat, kerja keras, dan cinta pada ilmu bisa membawa perubahan nyata bagi komunitas. (Kredit foto: Moh. Imron) Di sebuah sudut kecil Situbondo, ada seorang pria yang menjalani hidupnya dengan kesederhanaan, namun penuh mimpi besar. Namanya Moh. Imron, sosok yang kini dikenal sebagai direktur takanta, sebuah komunitas literasi yang menjadi rumah bagi banyak penulis terutama di Situbondo. Meski begitu, Imron bukanlah seseorang yang langsung dilahirkan sebagai penggerak. Masa kecil hingga remajanya lebih sering diwarnai rasa minder daripada percaya diri. Dari Anak Pemalu Menjadi Sosok Berani Ilustrasi dibuat menggunakan Canva Dulu, Imron adalah remaja yang merasa tertinggal. Saat teman-temannya sibuk dengan ponsel dan berbagai aktivitas, ia bahkan tidak memiliki telepon genggam. Pelajaran TIK di sekolah menjadi momok karena ia tak pernah menyentuh komputer sebelumnya. Tapi rasa minder itu justru menjadi titik awal perjalanan perubahan. Imron memutusk...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...