Skip to main content

Kisah Sang Ilustrator dan Cintanya pada Lautan!

Terkadang, hidup membawa kita ke arah yang tak terduga, seperti panggilan takdir yang menghampiri. Begitulah yang aku rasakan suatu hari ketika menemukan postingan di Instagram yang meminta pengiriman ilustrasi monster gurita untuk buku kedua dari seri "The Mogus Colony". Namun, setiap pengirim harus menciptakan versi gurita yang unik.

Ilustrasi Uwan's Art

Meskipun aku selalu suka menggambar, namun melangkah ke dunia ilustrasi terasa menakutkan. Aku bingung, bagaimana seharusnya aku menggambar seekor gurita?

Namun, tiba-tiba ide itu muncul. Aku membayangkan seekor gurita dengan mata hitam seperti panda dan tentakel pendek berwarna merah. Dan untuk latar belakangnya? Aku tahu aku harus menangkap atmosfer kedalaman lautan. Jadi, aku mencari referensi di internet, menyerap bentuk dan warna dunia bawah laut.

Dengan kertas dan cat poster (sahabat setiaku dalam dunia seni, karena aku memang tak pandai menggunakan cat air), aku mulai merangkai visi ini menjadi kenyataan.

Terpilih di Tengah Bintang-Bintang: Petualangan Aku dalam The Mogus 2018

Email dari the mogus

Ingat postingan Instagram yang tadi aku ceritain? Nah, dua bulan kemudian, aku dapet email yang ngabarin kalau ilustrasiku terpilih buat dimasukin ke edisi kedua antologi "The Mogus Colony". Buku ini bakal dipublish pas perayaan ulang tahun ke-10 MOGUS tanggal 3 Agustus 2018 di Selasar Sunaryo, Bandung.

Nah, biar kamu ngerti lebih dalam, "The Mogus" itu karya dari @mangmoel (Mulyana), seorang seniman yang aku temuin secara kebetulan beberapa bulan lalu. Dia bikin monster gurita dari rajutan—konsep yang unik kan? Karya-karyanya udah sering dipamerin di berbagai tempat dan dikenal banyak seniman.

Jadi, bayangin deh, gimana senengnya aku waktu tau karya aku dipilih buat dimasukin ke antologi itu. Rasanya kayak udara segar, momen kebanggaan banget.

Tapi, ini dia yang bikin aku kaget: pas aku udah pegang antologinya, ternyata karya aku ada di samping ilustrator-ilustrator terkenal lainnya, dan salah satu favorit aku, @sarkodit, juga ada di dalamnya. Ilustrasinya keren banget, dan pas aku baca-baca, aku mulai nangkep makna dari ilustrasi karakter. Setiap karya itu bener-bener kayak nyeritain cerita—ada yang simpel tapi manis, ada yang detail banget sampe bikin aku kagum. Trus ada yang imajinatif banget sampe bikin aku mikir, gurita bisa bentuk kayak gini juga ya?

Dari Lautan Sampah ke Lukisan Hati: Mengintip Kehidupan Ajaib Pindie Sie, Si Gurita Unik

Karya Uwan's Art

Ketika aku melukis monster gurita versiku, tidak hanya sekedar menyilangkan pensil dan kanvas, tapi juga menerjemahkan pesan mendalam tentang perlunya menjaga alam, khususnya lautan. Kami, manusia, harus menyadari dampak dari pencemaran terhadap hewan-hewan dan organisme di dalamnya.

Namun, siapa sangka, dari keheningan laut yang tercemar lahirlah karakter ajaib bernama Pindie Sie. Ia adalah gurita berwarna putih dengan lingkaran mata hitam, wajahnya menyerupai panda dengan telinga dan hidung yang menggemaskan. Tak hanya itu, tentakelnya berwarna merah, pendek namun gesit.

Kisah Pindie Sie tidaklah biasa. Ia adalah hasil perpaduan antara Pheit, gurita hitam, dan Cindy, gurita merah. Kehidupan mereka yang penuh perjuangan di lautan luas, terkadang harus berhadapan dengan polusi dan paparan bahan kimia dari kapal-kapal besar. Tak heran jika kromosom mereka bermetamorfosis, mewariskan gen-gen panda kepada keturunan mereka.

Namun, keunikan Pindie Sie justru membuatnya menjadi bintang di lautan. Dengan warna tubuhnya yang berbeda dan kemampuan berenangnya yang cepat, ia menjadi sorotan. Meski hanya sedikit menghasilkan tinta, kecepatannya dalam mencari tempat bersembunyi membuatnya sulit ditangkap predator.

Gurita: Misteri Kecerdasan Laut yang Menggetarkan

Ilustrasi the mogus


Kamu pasti penasaran dengan cerdasnya gurita, kan? Sebelum kita terbuai lebih dalam, izinkan aku menceritakan betapa menakjubkannya hewan ini. Gurita, si penyelam laut dengan delapan lengan gesitnya, tak hanya cerdas, tapi juga mengagumkan. Kemampuannya beradaptasi, memecahkan masalah, bahkan menggunakan alat, sungguh memukau ilmuwan selama bertahun-tahun. Inilah beberapa perilaku gurita di lautan yang membuktikan kecerdasannya dan dampaknya pada ekosistem:
  • Kamuflase yang Luar Biasa: Gurita bisa berubah warna dan tekstur kulitnya untuk menyamarkan diri dengan lingkungannya. Trik ini membantu mereka dalam berburu, menghindari predator, bahkan berkomunikasi dengan sesama gurita.
  • Keahlian Berburu yang Canggih: Dengan tentakel kuat dan tajam, gurita mampu menangkap mangsa dengan lihai. Mereka bahkan menggunakan alat seperti batu dan cangkang untuk berburu mangsa yang sulit dijangkau.
  • Kemampuan Memecahkan Masalah: Gurita mampu menyelesaikan labirin, membuka wadah, bahkan kabur dari akuarium. Kemampuan ini memastikan kelangsungan hidup mereka di lautan yang penuh tantangan.
  • Komunikasi yang Kompleks: Dengan mengubah warna kulit, postur tubuh, dan gerakan tentakel, gurita berkomunikasi secara efektif. Mereka bahkan mampu menghasilkan suara untuk berinteraksi satu sama lain.
  • Perilaku Sosial yang Beragam: Beberapa spesies gurita hidup sendiri, sementara yang lain membentuk kelompok sosial yang kompleks. Interaksi sosial ini membantu mereka dalam mencari makan, berkembang biak, dan merawat keturunan.

Dampak Gurita pada Ekosistem dan Lingkungan:
  • Gurita merupakan predator penting di ekosistem laut, membantu mengendalikan populasi mangsa seperti kepiting dan ikan.
  • Mereka juga menjadi sumber makanan vital bagi hewan laut lainnya seperti anjing laut, paus pembunuh, dan hiu.
  • Peran gurita sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Menyelami Kehangatan Alam: Kisahku dalam Seni dan Kepedulian Lingkungan

Saat alam menjadi sumber inspirasiku, dunia terasa lebih hidup. Bagiku, gambar tanpa sentuhan alam seperti hidup tanpa warna. Jadi, mengapa aku memilih seni sebagai wadah ekspresi peduliku pada lingkungan? Jawabannya sederhana: itulah caraku mengatasi batasan.

Meski lebih nyaman di dalam ruangan, aku tak pernah lelah memperindah kanvas dengan keindahan alam. Karya seniku adalah suara, panggilan kepada siapa pun yang mendengarnya untuk merawat bumi. Sebab, meski terbatas dalam ruang gerak, aku percaya kita semua memiliki peran dalam menjaga alam.

Kesuksesan di Tengah Maestro Seni: Bangga Bersanding dengan Ilustrator Terkemuka

Membagikan halaman dengan ilustrator hebat seperti Mulyana, pencetus The Mogus, adalah kebanggaan. Begitu pula dengan Aditya Pratama, si pemilik akun Instagram @sarkodit, yang karyanya telah menginspirasi banyak orang. Kemudian ada Dannus Darmawan, dengan detail dan ketegasan karyanya yang memukau. Bersama mereka, aku menemukan tempatku dalam dunia seni yang luas dan penuh warna. Dan masih banyak lagi maestro seni yang menghiasi buku ini dengan karya-karya luar biasa.

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Menggali Rasa dan Inovasi Kopi Lokal di Setiap Seruput

Dibuat menggunakan Canva Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat? Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan Gambar pribadi (@uwansart) Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan. Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melal

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan say

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Batik Mangrove, Qorry’s Journey in Conservation & Heritage

I feel like when I wear batik, I look more elegant and even more handsome. Haha! I have to admit, there was a time when I considered batik to be old-fashioned. The designs didn't appeal to me, and I saw it as something my parents or grandparents would wear on formal occasions. But everything changed for me on October 2, 2009, when UNESCO officially recognized batik as an Intangible Cultural Heritage. Suddenly, batik wasn’t just a piece of cloth anymore; it was a symbol of identity, culture, and pride for the Indonesian people. Designers started experimenting with patterns, and batik garments became more fashionable. I found myself buying batik shirts to support our cultural heritage, and my love for batik grew deeper as I discovered the beautiful artistry behind it. Batik, with its intricate techniques, symbols, and cultural significance, has been a part of Indonesia's identity for centuries. It wasn’t long before batik from various regions, including my hometown of Situbondo,

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel