Apakah kamu pernah bertanya-tanya mengapa beberapa orang yang memiliki ragam jenis makanan dalam menu harian mereka tampak lebih sehat daripada mereka yang hanya mengandalkan mi goreng dan junk food? Kebenaran yang mengejutkan adalah bahwa kesehatan yang lebih baik seringkali berawal dari keanekaragaman makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Mengenal Si A dan Si B
Mie goreng memang enak tapi bayangkan kita makan menu ini setiap hari? Selain kekurangan nutrisi, tentu akan berisiko terkena penyakit di masa depan |
Mari kita lihat contoh dua individu, yakni Si A dan Si B. Si A memperoleh kebutuhan nutrisinya dari menu yang beragam, seperti sayur sop, ikan kembung goreng, sambal terasi, kerupuk, tempe goreng, segelas jus buah, dan air putih. Di sisi lain, Si B hanya mengonsumsi nasi putih, ayam goreng, dan minuman kemasan, serta tidak menyukai sayuran dan ikan laut.
Sekarang kira-kira, bandingkan siapa yang akan tumbuh dan berkembang lebih baik, si A atau si B? Untuk teori, biasanya kamu akan bisa menjawab bahwa si A akan lebih sehat. Ya benar karena nutrisinya akan lebih terpenuhi.
Keunggulan Nutrisi di Balik Keanekaragaman
Dari segi nutrisi, jelas bahwa Si A memiliki keunggulan yang signifikan. Protein yang diperoleh dari ikan kembung sangat baik, diperkaya dengan kandungan omega-3 yang tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan otak, jantung, dan mata. Sayuran dalam sop memberikan berbagai vitamin dan mineral penting, seperti vitamin A, C, dan kalsium. Sambal terasi, meskipun pedas, kaya akan vitamin dari cabai, tomat, dan terasi. Nasi putih, kerupuk, jus buah, dan air putih juga memberikan karbohidrat, serat, dan hidrasi yang penting untuk tubuh.
Kombinasi makanan yang beragam seperti yang dikonsumsi Si A membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan lebih efektif dan seimbang. Hal ini akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta meningkatkan kekebalan tubuh agar terhindar dari penyakit.
Sebaliknya, kebiasaan makan Si B yang monoton dan minim nutrisi berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kekurangan vitamin dan mineral, stunting, obesitas, dan penyakit kronis lainnya.
Bahaya dari Konsumsi Ultra-Processed Food
Makanan dan minuman pabrikan boleh dikonsumsi asal masih dalam batas |
Di sisi lain, menu Si B yang cenderung monoton menghadirkan risiko yang lebih besar. Ayam goreng dan nasi putih, sementara enak, tidak menyediakan beragam nutrisi yang dibutuhkan tubuh secara optimal. Lebih lanjut, minuman kemasan yang sering dikonsumsi oleh Si B termasuk dalam kategori ultra-processed food (UPF), yang memiliki kandungan gula, garam, lemak, dan aditif tinggi. Konsumsi rutin UPF dapat meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang.
Lebih lanjut, minuman kemasan yang sering dikonsumsi oleh Si B termasuk dalam kategori ultra-processed food (UPF), yang memiliki kandungan gula, garam, lemak, dan aditif tinggi. Konsumsi rutin UPF dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.
Kandungan gula yang tinggi dalam UPF dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Kandungan garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung. Lemak jenuh dan lemak trans yang terdapat dalam UPF dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), yang pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung. Aditif yang terdapat dalam UPF, seperti pengawet dan pewarna buatan, dapat menimbulkan berbagai efek negatif pada kesehatan, seperti alergi dan hiperaktif pada anak-anak.
Pentingnya Keanekaragaman Makanan dan Real Food
Kunci dari semua ini adalah keanekaragaman makanan. Dengan mengonsumsi beragam jenis makanan, kita memberikan tubuh kesempatan untuk mendapatkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan. Sebagai contoh, sambal terasi menggabungkan berbagai bahan seperti cabai, terasi, tomat, dan garam, yang menghasilkan nutrisi yang lebih lengkap daripada hanya mengonsumsi satu jenis bahan saja.
Lebih dari sekadar variasi rasa, keanekaragaman makanan juga penting untuk menjaga kesehatan pencernaan. Berbagai jenis makanan mengandung prebiotik dan serat yang berbeda, yang membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus.
Namun, tidak semua makanan diciptakan sama. Di era modern ini, banyak orang tergoda dengan kemudahan dan kelezatan makanan olahan yang seringkali tinggi kalori, gula, lemak tidak sehat, dan rendah nutrisi.
Penyusutan Nutrisi dalam Proses Pengolahan
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa semakin panjang proses pengolahan suatu makanan, semakin banyak nutrisi yang hilang. Sebagai ilustrasi, sayur lodeh yang dipanaskan berulang kali, meskipun terasa lebih nikmat, namun nutrisinya akan berkurang. Sayur lodeh yang baru dimasak memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi daripada yang telah dipanaskan berulang kali.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Paparan panas: Memasak makanan pada suhu tinggi dalam waktu lama dapat merusak vitamin dan mineral yang terdapat dalam makanan.
- Penambahan air: Proses merebus dan mengukus dapat menyebabkan larutnya vitamin dan mineral ke dalam air rebusan.
- Pemotongan dan pencacahan: Memotong dan mencacah makanan dapat memperbesar permukaannya, sehingga vitamin dan mineral lebih mudah teroksidasi dan hilang.
Menuju Kesehatan Optimal: Manfaat Maksimal dengan Konsep Real Food!
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman makanan memegang peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Dengan mengonsumsi beragam makanan yang seimbang, kita dapat memastikan bahwa kebutuhan nutrisi harian terpenuhi dengan baik.
Di sinilah konsep real food menjadi penting. Real food adalah makanan yang minim pengolahan, utuh, dan dekat dengan sumber aslinya. Contoh real food adalah buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, daging, ikan, dan telur.
Memilih real food sebagai basis pola makan kita akan membantu kita untuk mendapatkan nutrisi yang lebih lengkap, menjaga kesehatan pencernaan, dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Comments