Setiap seruput kopi menyimpan cerita yang tak terduga, mulai dari ladang petani hingga ke cangkir kita. Apa jadinya jika kita bisa merasakan perjalanan rasa itu dengan lebih mendalam, dari setiap proses pengolahan biji hingga teknik penyeduhan yang memikat?
Sebuah Warisan yang Harus Dilestarikan
Gambar pribadi (@uwansart) |
Indonesia memang istimewa, terutama dalam hal kopi. Di sini, dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam jenis kopi dengan cita rasa yang kaya dan unik. Setiap daerah, dari Aceh sampai Papua, menawarkan sensasi kopi yang berbeda-beda, masing-masing menyimpan cerita dan karakteristik yang khas. Keberagaman inilah yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa dan kian diakui dunia internasional. Saat ini, Indonesia bahkan tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia—sebuah pencapaian yang tentunya patut dibanggakan.
Dalam acara Eco Blogger Squad yang berlangsung dengan penuh semangat, meskipun aku hanya menyaksikan secara online melalui Instagram @ecobloggersquad, semangat dan antusiasmenya tetap terasa.
Noverian Aditya, founder Java Kirana (tengah) |
Sesi pertama dibawakan oleh Noverian Aditya, founder Java Kirana, yang langsung membangkitkan apresiasiku terhadap kopi lokal. Noverian menjelaskan bahwa Indonesia adalah rumah bagi tiga jenis kopi utama: Arabika, Robusta, dan Liberika. Setiap jenis kopi ini memiliki keunikan sendiri, dari segi ketinggian penanaman hingga rasa. Arabika, misalnya, tumbuh di dataran tinggi dengan minimal ketinggian 1.000 meter, sementara Robusta lebih tangguh di dataran rendah.
Namun, yang lebih menarik adalah bagaimana Noverian menekankan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati di kebun kopi. Dalam pandangannya, kopi bukan hanya soal cita rasa, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan alam. Dengan menanam tanaman lain di sekitar kebun kopi, petani bisa menciptakan ekosistem yang lebih sehat, meningkatkan kesuburan tanah, dan secara alami mengendalikan hama tanpa merusak lingkungan.
Tak hanya itu, Noverian juga membahas konsep ekonomi restoratif yang dijalankan oleh Java Kirana. Lewat konsep ini, Java Kirana tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga membantu petani kopi lokal untuk mencapai produktivitas yang lebih baik dengan standar yang tinggi. Melalui dukungan yang berkelanjutan, Java Kirana menghubungkan petani dengan pasar yang lebih luas, memastikan kualitas kopi yang konsisten, dan memberi peluang untuk merasakan pasar internasional yang lebih menguntungkan.
Anomali Coffee dan Indonesia Coffee Academy: Pionir dalam Kopi Nusantara
Donna Elvina Amelia, Head of Indonesia Coffee Academy, Anomali Group menjelaskan tentang dunia perkopian |
Saat berbicara tentang kopi Indonesia, salah satu nama yang tak bisa dilewatkan adalah Anomali Coffee. Mereka bukan sekadar kedai kopi biasa, melainkan pionir dalam mengkurasi kopi Nusantara. Dengan semangat yang tak terbendung, Anomali Coffee telah menjelajahi setiap sudut Indonesia untuk menemukan biji kopi terbaik dari para petani lokal. Dari Sabang hingga Merauke, Anomali berhasil mengumpulkan dan memilih biji kopi berkualitas, sehingga dapat memperkenalkan cita rasa yang beragam kepada dunia.
Menariknya, Anomali Coffee tidak hanya berperan sebagai pemasok biji kopi, tetapi juga sebagai pendukung bagi industri kopi lokal melalui Indonesia Coffee Academy. Akademi ini didirikan untuk membina para petani dan pecinta kopi agar bisa meningkatkan kualitas produk mereka. Aku terkesan saat pemateri menjelaskan bahwa Indonesia Coffee Academy telah meluluskan lebih dari 4.000 alumni yang kini siap memajukan kopi lokal.
Salah satu pencapaian gemilang Anomali Coffee terjadi pada tahun 2021, ketika mereka berhasil memenangkan penghargaan di kompetisi internasional AVPA di Paris. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa kopi Indonesia memiliki potensi besar di panggung global. Aku merasakan bangga mendengarnya, terutama ketika melihat bagaimana komunitas seperti Eco Blogger Squad turut mendukung keberlanjutan dan promosi kopi lokal.
Anomali Coffee tak hanya fokus pada profit, tetapi juga pada keberlanjutan. Mereka aktif melakukan riset untuk mengidentifikasi tren kopi yang sedang populer dan mengikuti kontes internasional. Dengan semua inisiatif ini, mereka telah menjadi jembatan bagi para petani untuk memasuki pasar yang lebih luas dan menjadikan kopi Indonesia sebagai salah satu yang paling dicari di dunia.
Dari Biji Kopi hingga Produk Inovatif
Melangkah lebih jauh dari sekadar biji kopi, Anomali Coffee menunjukkan komitmen mereka dalam menciptakan inovasi produk dari kopi dan bahan lokal lainnya. Aku terpesona ketika mendengar bagaimana mereka mengembangkan berbagai produk turunan dari kopi, seperti sirup, selai, hingga lulur berbahan dasar ampas kopi. Hal ini menunjukkan bahwa potensi kopi tidak hanya terbatas pada secangkir kopi panas, tetapi juga bisa menjadi bagian dari berbagai produk kreatif yang bermanfaat.
Salah satu contoh menarik adalah ketika Anomali Coffee berkolaborasi dengan petani nanas, terutama petani perempuan. Mereka tidak hanya menjual biji kopi, tetapi juga mengangkat cerita di balik produk tersebut. Dari nanas, mereka menciptakan beragam produk, termasuk minuman, makanan, selai, dan sirup, yang semuanya tersedia di gerai Anomali Coffee dan platform e-commerce. Ini bukan hanya tentang produk, tetapi tentang memberdayakan petani dan memberikan nilai lebih pada hasil pertanian lokal.
Di samping itu, Anomali Coffee juga mengimplementasikan pemanfaatan ampas kopi dengan cara yang sangat inovatif. Salah satu momen yang mengesankan adalah ketika mereka mengundang perempuan untuk mencoba lulur dari ampas kopi yang dicampur minyak zaitun. Meskipun lulur ini tidak dimaksudkan untuk memutihkan, aku mendengar bahwa banyak yang merasakan efek kulit yang lebih halus setelah menggunakannya.
Tidak hanya lulur, mereka juga mengembangkan produk berbasis kopi lainnya, seperti lotion dan sabun. Meskipun masih dalam tahap pengurangan penggunaan plastik, Anomali Coffee menunjukkan komitmen mereka untuk berkontribusi pada keberlanjutan. Dalam proses produksinya, mereka selalu berusaha untuk meminimalkan dampak lingkungan, dan ini sangat menginspirasi.
Dengan semua inovasi dan keberlanjutan yang diterapkan Anomali Coffee, aku merasa optimis tentang masa depan kopi Indonesia. Dari biji kopi yang berkualitas hingga produk inovatif yang ramah lingkungan, Anomali Coffee telah menjadi contoh nyata bagaimana industri kopi dapat bertransformasi menjadi lebih baik, tidak hanya untuk petani tetapi juga untuk konsumen dan lingkungan.
Pengalaman Seru Memahami Kopi Lewat Manual Brew
I Putu Yoko menjelaskan tentang manual brew |
Setelah mendalami berbagai aspek tentang kopi dan pencapaian luar biasa dari Anomali Coffee, kini saatnya kita masuk ke bagian yang lebih praktis dan menyenangkan: pengalaman manual brew bersama I Putu Yoko, barista handal dari Indonesia Coffee Academy. Ini adalah sesi yang sangat dinantikan, di mana kita tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung merasakan bagaimana menyeduh kopi dengan tangan kita sendiri.
I Putu Yoko memulai sesi dengan menjelaskan tentang metode manual brew. Berbeda dengan espresso yang disajikan menggunakan mesin bertekanan tinggi, manual brew memberikan kita kebebasan untuk mengatur setiap aspek penyeduhan. Ada rasa 'ritual' yang terasa ketika kita menuangkan air panas ke atas bubuk kopi, seolah kita sedang menyusun sebuah karya seni. Dia menjelaskan bahwa setiap teknik, seperti pour over atau immersion, memiliki keunikan tersendiri dalam menghasilkan cita rasa kopi yang berbeda.
Saat Mas Yoko mendemonstrasikan teknik manual brew, aku benar-benar terpesona. Ia menjelaskan bahwa setiap elemen, mulai dari kandungan mineral dalam air hingga suhu, bisa memengaruhi rasa kopi yang dihasilkan. Kita pun belajar bahwa air mineral yang berbeda dapat menghasilkan rasa yang bervariasi. Menarik sekali, bukan?
Serunya meracik kopi sendiri dipandu baristanya |
Setelah penjelasan, tibalah saatnya bagi kami, para peserta dari Eco Blogger Squad, untuk merasakan pengalaman langsung. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan teknik manual brew. Dengan penuh antusias, kami mengikuti instruksi Mas Yoko untuk meracik kopi Bogor dengan metode V60.
Dengan dosis 15 gram kopi dan 255 gram air, serta suhu air yang diatur antara 90-93°C, suasana penuh konsentrasi menyelimuti ruang. Kami semua mendengarkan instruksi dengan seksama dan tidak sabar untuk mencicipi hasil karya kami sendiri. Melihat teman-teman yang baru pertama kali mencoba, senyum dan gelak tawa muncul di antara kami, menandakan bahwa ini adalah pengalaman yang seru sekaligus mendidik.
Sebagai penutup, pengalaman ini mengajarkan aku bahwa menyeduh kopi bukan hanya sekadar proses, tetapi sebuah seni yang harus dihargai. Dari setiap tetes air yang dituangkan, kita bisa merasakan kerja keras para petani dan proses panjang yang dilalui biji kopi hingga menjadi secangkir minuman yang nikmat.
Pesan yang ingin aku sampaikan kepada kalian adalah, setiap kali menikmati secangkir kopi, ingatlah akan perjalanan panjang yang dilalui biji kopi itu. Mari hargai setiap prosesnya, dan jangan ragu untuk mencoba menyeduhnya sendiri. Siapa tahu, kalian bisa menemukan cara baru untuk menikmati kopi yang membuat setiap momen terasa lebih spesial. Selamat mencoba, dan semoga pengalaman ini menginspirasi kalian untuk lebih mengenal dan mencintai kopi Indonesia!
Comments