Skip to main content

Posts

Showing posts with the label pertanian

Dreams, Soil, and a New Hope for Indonesia’s Agriculture

Under the magical sky of Bali, a transformation took root within me—a profound shift sparked by a woman whose passion for organic farming seemed to reach the heavens. Meeting Maya Stolastika Boleng was like encountering a beacon of light guiding me toward a world where harmony with nature was more than just a dream; it was a reality she had begun to cultivate. Inspired by her story, I often imagine walking a similar path, carving out my place in a movement that seeks to heal our earth. Maya’s Vision for a Greener Bali Bali, with its breathtaking landscapes and rich culture, now also stands as a hopeful glimpse into the future of sustainable agriculture. Since the implementation of Regional Regulation No. 8 of 2020, spearheaded by Bali's Governor Wayan Koster, the island has committed to turning its fields into organic havens by 2024. This goal envisions a new reality where only organic produce graces the island's markets, pushing conventional products aside. It was in this fert

Maya Stolastika Boleng: Transformasi Dahsyat dalam Dunia Pertanian

Di bawah langit Bali yang ajaib, Maya Stolastika Boleng menjalani perubahan yang mendalam. Seorang guru yoga membawanya ke dunia pertanian sistem organik dan filsafat kehidupan yang memancarkan harmoni dengan alam. Di balik keindahan Bali, tersembunyi sebuah gerakan menuju pertanian organik yang mengubah paradigma. Bali: Pulau Organik di Masa Depan Di garis depan perubahan, Bali memimpin perjuangan menuju pertanian sistem organik yang berkelanjutan. Di bawah ketetapan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2020, Gubernur Bali, Wayan Koster, berkomitmen untuk mengubah seluruh petani di pulau ini menjadi pelaku pertanian organik pada tahun 2024. Bali berdiri sebagai penjaga ketat produk pangan lokal, dengan hanya produk organik yang diberi tempat, sementara produk konvensional harus rela ditolak. Di tengah keajaiban pulau Bali, Maya menemukan inspirasi yang akan mengubah hidupnya. Tahun 2008, Maya, seorang mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya, melangkah dengan keberanian yang tak tergoyahk

Paundra Noorbaskoro, Penyelamat Budidaya Udang Vaname di Indonesia

Udang Vaname ( Litopenaeus vannamei ) telah lama mencuri hati para petambak udang di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Keunggulannya yang luar biasa sebagai komoditas budidaya telah menggoda banyak pemilik usaha perikanan. Saat ini, banyak petani udang melihatnya sebagai peluang emas untuk diversifikasi bisnis perikanan, menggantikan dominasi udang windu ( Penaeus monodon ). Walaupun udang vaname secara resmi memasuki dunia budidaya pada tahun 2001, perjalanannya tidaklah mulus. Tantangan teknis dan non-teknis telah menghalanginya. Kredit: researchgate.net Paundra Noorbaskoro: Membangun Solusi Inovatif dalam Budidaya Udang Vaname Kredit: @satu_indonesia Kamu mungkin tahu bahwa yang punya nama lain udang kaki putih itu, dengan ketahanannya terhadap serangan virus, kini makin menghadapi tantangan serius. Permasalahan ini menghantui hasil budidaya kita, dan itulah saatnya mencari solusi alternatif untuk menjaga kelangsungan usaha budidaya  Litopenaeus vannamei .  Salah satu solusi yang

KULIT JERUK JANGAN DIBUANG! BISA DIKONSUMSI LHO!

Selama ini aku membuang kulit jeruk begitu saja, lalu pada suatu hari aku mencoba mencari-cari riset apakah kulit jeruk bermanfaat? Ternyata banyak! Tak kusangka pembungkus buah yang paling sering dimanfaatkan dagingnya, mengandung zat-zat yang bisa membunuh bakteri dan jamur (penyebab infeksi, bisul, typus, dan lain-lain), menangkal radikal bebas, mengobati radang, mencegah stroke, meningkatkan sistem imun, dan lain-lain. Apakah kulit jeruk bermanfaat? Ya betul. Meski tidak umum, kulit jeruk juga banyak dimanfaatkan orang. Yang sering kulihat, memanfaatkan kulit jeruk dengan diparut untuk dipakai sebagai garnis di makanan. Kulit jeruk diparut kemudian ditaburkan di atas makanan berupa garnish atau dicampur dalam adonan kue. Kulit jeruk memperkuat rasa makanan dan menyegarkan. Parutan kulit jeruk sebagai hiasan dan penambah aroma di atas kue (kredit: handmadecharlotte.com) Tak banyak yang memanfaatkan kulit jeruk, biasanya berujung di tempat sampah. Aku pun tak menyangka kulit jeruk p

Nanas Lebih Manis Ditanam di Lahan Gambut Berdampingan dengan Sawit Indonesia

Lahan kelapa sawit seluas 300 hektar (kurang lebih) di Desa Sungai Pelang, Kecamatan Mata Milir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, menghasilkan uang empat tahun lamanya, menunggu siap panen.Produksi Sawit Indonesia memang sedang tumbuh-tumbuhnya. Sambil menunggu, masyarakat pun menanam nanas sebagai tanaman di antaranya. Enam bulan kemudian nanas siap panen dan bisa menghasilkan uang. Namun, masalahnya saat panen raya, nanas pun menjadi tidak punya harga. Sawit Indonesia terbesar salah satunya dihasilkan di Kalimantan Barat Kalimantan Barat memang termasuk provinsi yang lahan kelapa sawit terluas nomor tiga di Indonesia setelah Riau dan Sumatra Utara, tetapi justru paling miskin kalau dibandingkan dengan di wilayah lain di Kalimantan. Berdasarkan informasi dari katadata.co.id yang melakukan wawancara dengan Sutarmidji, Gubernur Kalimantan Barat, 12 September 2019, Kalimantan Barat merupakan salah satu penghasil crude palm oil (minyak sawit mentah) terbesar di

Ke Bogor tak Bawa Oleh-oleh? Yakin?

Salah satu sudut Kota Bogor (kredit: nicolashadi.wordpress.com) Pernah berkunjung ke Bogor? Kota yang dikenal kota hujan itu meskipun tak selalu hujan, selalu memiliki tempat dalam kenangan. Tahun 2013-2014 adalah tahun-tahun di mana saya sering lalu-lalang ke kota itu. Pertama kali datang ke Bogor kesan saya, "Waw, akhirnya saya bisa datang ke kota ini juga." Waktu itu saya harus menjalani proses seleksi terakhir untuk bekerja di sebuah perusahaan majalah pertanian. Ada banyak angkot dan saya mengunjungi teman di Universitas Pertanian Bogor.  Suasananya teduh dan basah akibat hujan habis mendera kota itu. Berbeda dengan Situbondo yang memang lebih banyak menghabiska masa kemarau ketimbang musim hujan. Sepanjang jalan menuju kampus IPB, saya melihat pohon-pohon besar dan tanaman menghijau sepanjang pandangan mata. Bogor juga terkenal dengan berbagai panganan lezat. Banyak orang berburu cemilan-cemilan tersebut saat berkunjung, misalnya talas bogor, asinan bogor, ubi