Seorang perempuan setengah baya kemudian mendapati bibirnya kering dan kulitnya terkelupas. Beberapa kali meringgis seperti sedang menyeruput es jeruk dalam gelas yang airnya sudah habis, hanya tersisa es batu. Beberapa kali ia menurunkan kepala dan menidurkannya di atas meja kayu. Ia tidak sedang tidur, tapi menahan perih di balik bibirnya. Perempuan itu salah satu karyawan sebuah kantor pemerintah di Situbondo. Ia sedang sariawan dan terasa cukup perih katanya. Apalagi setelah ditetesi cairan penyembuh sariawan. “Perih, Dek,” keluhnya begitu kutanya. “Rasanya seperti ditarik-tarik, nyut-nyutan.” Lalu saya lanjutkan pekerjaan begitu perempuan itu selesai bercerita. Saya hanya berdoa semoga sariawannya lekas sembuh. Beberapa orang mungkin mengalami hal sama, penyakit ringan tapi cukup mengganggu. Bukan hanya mengganggu, tapi otak seolah perintahkan tubuh untuk tidak melakukan apapun selain mengatasi sariawan itu segera. Bisa melakukan berbagai aktivitas itu membahagiakan