Mencoba flash back ke tujuh belas tahun lalu, di mana bingung dan cemas, aku mencoba memahami bagaimana teman-teman sekelas sudah dapat dengan yakin memilih jurusan kuliah mereka. Pengumuman seleksi di sekolah hanya membuatku merasa semakin tertinggal, dan pada saat yang sama, teman-teman sudah memancangkan pilihan mereka, kuliah jurusan apa dan berencana kerja di mana. Kadang-kadang, keinginan untuk memilih kuliah kuliah di kehutanan membuatku iri melihat teman-teman yang sudah yakin dengan masa depan mereka. Namun, kenyataan di depan mataku bukanlah pemandangan yang cerah. Jurusan kehutanan yang kumimpikan ternyata terletak di Institut Pertanian Bogor (IPB), sebuah kampus yang jauh dari tempat tinggalku. Ayah dan ibu pun menolak memberi restu, dan aku pun terombang-ambing dalam lautan kebingungan. Teman-teman sekelas sudah menentukan langkah mereka, sementara aku masih mencari-cari jalan keluar. Dalam kebimbangan dan tekanan, aku memutuskan memilih jurusan kuliah yang setidaknya tak